SANGATTA – Lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Sangatta kian padat dalam beberapa bulan terakhir. Di tengah meningkatnya aktivitas warga, muncul persoalan klasik yang tak kunjung tuntas: parkir liar, pedagang kaki lima yang menempati trotoar, hingga pasar malam tanpa izin. Di sisi lain, keselamatan petugas kebersihan juga menjadi perhatian serius.
Keempat isu tersebut menjadi fokus pembahasan dalam Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang digelar di Kantor Dinas Perhubungan Kutim, beberapa waktu lalu. Rapat lintas instansi ini diinisiasi sebagai tindak lanjut dari berbagai keluhan masyarakat dan dorongan DPRD Kutim untuk menciptakan keteraturan di jalan raya.
Kepala Dinas Perhubungan Kutim, Joko Suripto, menjelaskan bahwa keempat persoalan itu saling berkaitan dan berimplikasi langsung terhadap ketertiban serta keselamatan pengguna jalan.
“Trotoar yang semestinya untuk pejalan kaki berubah fungsi menjadi lapak dagangan. Akibatnya, badan jalan menyempit dan mendorong munculnya parkir liar. Ketika pasar malam tanpa izin juga ikut beroperasi, kemacetan menjadi tak terhindarkan,” terang Joko.
Dishub Kutim bersama Satpol PP, kepolisian, dan sejumlah instansi lain bersepakat untuk melakukan langkah cepat. Patroli gabungan dan penertiban akan digelar di titik-titik rawan seperti Jalan Yos Sudarso, Jalan APT Pranoto, Jalan Diponegoro, hingga kawasan Route 9.
Perwakilan Satpol PP Kutim, Landudi, menegaskan pihaknya tak akan ragu menindak tegas pelanggar aturan.
“Teguran sudah kami lakukan berulang kali. Ke depan, bila pelanggaran tetap terjadi, penyitaan barang hingga tindakan hukum akan ditempuh sesuai prosedur,” ujarnya.
Isu keselamatan juga tak luput dari perhatian. Para petugas kebersihan yang saban hari menyapu jalan di tengah lalu lintas padat menghadapi risiko tinggi. Kepala UPT Kebersihan Sangatta Utara, Jurianto, menyebut pihaknya telah memperbarui prosedur kerja agar lebih aman.
“Petugas dilarang menyapu melawan arus, wajib mengenakan rompi berwarna terang, dan menggunakan safety cone saat bertugas,” katanya.
Forum LLAJ berharap hasil rapat tersebut tak sekadar berhenti di meja diskusi, melainkan berlanjut pada langkah nyata di lapangan. Dengan sinergi antarinstansi, pemerintah daerah menargetkan terciptanya lingkungan lalu lintas yang lebih tertib, aman, dan manusiawi bagi warga Kutai Timur. (ADV/ProkopimKutim/D)