KAUBUN — Kondisi memprihatinkan Jembatan Tundano di Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Wakil Bupati Mahyunadi turun langsung meninjau jembatan tersebut, didampingi Camat Kaubun, Kepala Desa Bumi Rapak, unsur Forkopimda, kepala perangkat daerah, serta perwakilan Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, BPJS, dan kelompok tani setempat.
“Jembatan ini sangat vital bagi masyarakat, terutama untuk akses pertanian dan aktivitas sehari-hari. Tahun depan akan kita bangun jembatan baru yang bisa dilalui kendaraan roda empat,” ujar Mahyunadi saat diwawancarai.
Saat ini, jembatan yang menjadi satu-satunya penghubung antarwilayah warga Bumi Rapak sudah sangat memprihatinkan. Struktur kayunya lapuk dan jembatan doyong harus ditopang tali sementara. Warga terpaksa melintas bergantian, maksimal dua hingga tiga orang, untuk menghindari risiko ambrol.
Mahyunadi menjelaskan bahwa pembangunan jembatan telah dibahas bersama Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dan disepakati untuk mulai dibangun pada 2026. Lahan telah siap, sehingga tidak ada hambatan administratif.
Proyek ini akan melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, perusahaan sekitar lokasi, dan kelompok tani. Tujuannya tidak hanya memastikan keamanan warga, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya sektor pertanian dan perkebunan.
“Kerja sama semua pihak sangat penting. Kami ingin pembangunan ini benar-benar menjawab kebutuhan warga dan memberikan dampak nyata bagi kemajuan daerah,” tegas Mahyunadi.
Pembangunan ulang Jembatan Tundano menjadi simbol komitmen pemerintah dalam menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan akses yang lebih layak dan aman, aktivitas pertanian, distribusi hasil kebun, dan mobilitas warga diharapkan semakin lancar. Kehadiran Wabup Mahyunadi bersama berbagai pihak menunjukkan keseriusan Pemkab Kutim merespons persoalan warga Kaubun secara cepat dan nyata. (ADV/ProkopimKutim/D)