SANGATTA – Setelah melalui proses kurasi panjang dan penilaian ketat, hanya delapan dari 17 budayawan yang berhasil lolos sebagai penerima Anugerah Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) 2025. Seleksi berlapis yang dilakukan oleh tim independen ini menjadi bukti penghargaan tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk apresiasi yang benar-benar didasarkan pada prestasi dan kontribusi nyata dalam pelestarian budaya daerah.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kutim, Fadliansyah Budi, menegaskan bahwa keputusan akhir telah ditetapkan, namun nama-nama penerima masih dirahasiakan hingga acara puncak nanti. “Nama-namanya masih akan kami rahasiakan,” ujarnya usai Upacara Hari Jadi Kutai Timur (HUT Kutim) 2025 di Sangatta.
Ia menjelaskan, proses seleksi dimulai dari tahap administrasi dengan pengumpulan dokumen dan portofolio oleh para peserta. Jumlah peserta yang mencapai 17 orang menunjukkan antusiasme tinggi dari pelaku budaya Kutim. “Dari kemarin itu yang mengikuti sekitar 16 sampai 17 orang, mereka mengirimkan berkas dan dokumen lengkap sebagai bahan seleksi awal,” jelasnya.
Tahap penentu dilakukan melalui visitasi lapangan oleh tim kurator dari tingkat provinsi yang menilai langsung kiprah dan dampak kegiatan kebudayaan para calon penerima. “Setelah di-visitasi oleh tim dari provinsi, barulah ditetapkan delapan orang yang dianggap paling berprestasi dan memenuhi kriteria,” lanjutnya.
Delapan budayawan terpilih akan menerima penghargaan resmi dalam acara puncak Anugerah Kebudayaan Kutim 2025 yang dijadwalkan pada pertengahan November mendatang.
Menurut Fadliansyah, penghargaan ini tidak hanya bentuk apresiasi pemerintah daerah terhadap dedikasi pelaku budaya, tetapi juga dorongan moral agar generasi muda terus melanjutkan upaya pelestarian warisan budaya lokal. “Ini bukan sekadar penghargaan, tapi motivasi agar semangat menjaga kebudayaan daerah tetap hidup,” pungkasnya. (ADV)
