
SANGATTA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengakui tantangan anggaran menjadi kendala utama pembangunan museum daerah. Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim menyiapkan sejumlah strategi alternatif untuk mewujudkan proyek tersebut di tahun depan, termasuk dengan menggandeng pihak swasta.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliyansyah, dalam wawancaranya, menyatakan bahwa pihaknya akan aktif mencari alternatif pendanaan. “Itu yang memang benar ya tantangannya, oleh karena itu ke depannya di tahun depan kita akan tetap mencari alternatif bagaimana museum ini harus terbangun,” ujarnya.
Salah satu opsi utama yang akan digalakkan adalah menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah. Padliyansyah meyakini langkah ini dapat ditempuh asalkan sesuai dengan payung hukum yang berlaku.
“Kita akan berusaha bermitra dengan pihak-pihak terkait, misalkan perusahaan yang ada di sekitar. Saya yakin kalau bergotong-royong para perusahaan ini membantu dan dibenarkan oleh hukum, undang-undang itu kita cari,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa jika tidak ada peluang anggaran dari Pemda, maka penelusuran pendanaan akan dialihkan ke sektor swasta. Langkah konkret pun segera ditindaklanjuti.
“Nanti kami akan mencari, misalkan ini nggak ada peluang di Pemda, tapi bagaimana kalau kita mencari ke pihak swasta? Apa yang harus dilakukan? Apakah perlu membentuk forum kah? atau Apa kah? Nah itu yang mau saya tindak lanjuti tahun depan,” pungkas Padliyansyah.
Upaya ini menunjukkan komitmen Disdikbud Kutim untuk mencari solusi inovatif di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna merealisasikan pembangunan museum. (ADV)