
Kutai Timur – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berinovasi memperkuat ketahanan keluarga melalui berbagai program unggulan. Salah satu yang kini menjadi andalan adalah Gerakan Orang Tua Asuh Jaga Stunting (Genting), yang dinilai efektif mendorong keterlibatan masyarakat menekan angka stunting.
Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Kutim, Anik Saidah, menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya mengusung empat program utama, yakni Genting, Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), Gati (Gabungan Ayah Teladan Indonesia), dan Lansia Berdaya.
“Program prioritas kami tahun ini ada Genting, yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Jaga Stunting, kemudian Tamasya, Gati, dan Lansia Berdaya,” ujar Anik usai menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi D DPRD Kutim.
Ia menerangkan, Genting difokuskan untuk mendorong peran orang tua asuh dalam memantau tumbuh kembang anak agar terhindar dari stunting. Sementara itu, Tamasya menjadi wadah edukasi dan pengasuhan ramah anak yang diharapkan mampu membentuk lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis.
Meski begitu, Anik mengaku masih ada program yang belum mendapatkan dukungan anggaran, yaitu Lansia Berdaya, yang sebenarnya dirancang sebagai “sekolah lansia” agar warga lanjut usia tetap produktif.
DPPKB Kutim juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berjumlah 525 orang. “Dari 525 TPK, baru 75 yang bisa diberikan orientasi tahun ini. Padahal, peran mereka sangat penting dalam mendampingi keluarga di lapangan,” tambahnya.
Melalui rangkaian program tersebut, DPPKB Kutim optimistis mampu memperkuat ketahanan keluarga, menurunkan angka stunting, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh lapisan usia. (ADV)