
Kutai Timur – Upaya menekan angka stunting di Kutai Timur (Kutim) semakin nyata dengan kolaborasi lintas sektor. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim bakal meluncurkan program inovatif “Cap Jempol Stop Stunting” pada 27 Oktober 2025, yang kemungkinan besar akan dihadiri Staf Kepresidenan RI.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menjelaskan, program ini mengusung konsep jemput bola secara kolaboratif. Berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), mitra kerja, dan dunia usaha akan berperan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing. “Program ini sifatnya jemput bola, dilakukan bersama oleh OPD, organisasi mitra, maupun dunia usaha yang tergabung sesuai topoksinya,” ungkap Junaidi.
Ia menekankan, penurunan stunting bukan sekadar persoalan gizi, tetapi juga dipengaruhi faktor sosial dan ekonomi. Program Cap Jempol Stop Stunting dirancang sebagai bagian dari integrasi 50 program prioritas Bupati Kutim yang fokus pada keluarga berisiko stunting. Dengan pendekatan ini, diharapkan intervensi bisa lebih menyeluruh dan tepat sasaran.
“Kami ingin semua pihak bergerak bersama, dari OPD, sektor swasta, hingga pemerintah pusat, untuk memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan terhindar dari risiko stunting,” tambah Junaidi.
DPPKB Kutim optimistis, kolaborasi lintas sektor ini akan menjadi langkah nyata menuju Kutim bebas stunting. Dengan dukungan penuh dari dunia usaha dan berbagai pihak terkait, peluncuran program Cap Jempol Stop Stunting diharapkan menjadi momentum penting bagi upaya pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. (ADV)