SANGATTA – Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur (Kutim) menggandeng dua kecamatan dan satu perusahaan swasta melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendukung percepatan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dua kecamatan itu adalah Kecamatan Kaliorang dan Karangan, serta PT. Ranindo Internusa.
Ketua STIPER Kutai Timur, Dr. Ismail Fahmi Almadi, berharap kerja sama ini dapat memperkuat kontribusi kampus terhadap pembangunan daerah, terutama dalam pengembangan sektor pertanian berkelanjutan.
“Dengan adanya MoU ini, mahasiswa STIPER memiliki ruang lebih luas untuk praktik lapangan, penelitian terapan, hingga pemberdayaan masyarakat desa. Sementara bagi pemerintah kecamatan dan pihak perusahaan, kerja sama ini akan memberikan dukungan akademis dan tenaga ahli dari kampus,” kata dia dalam momentum Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-20 STIPER, beberapa waktu lalu.
Menurut Ismail, MoU dengan Kecamatan Kaliorang dan Karangan difokuskan pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pendampingan pertanian masyarakat, serta penguatan program ketahanan pangan desa.
“Sedangkan MoU dengan PT. Ranindo Internusa menitikberatkan pada riset, magang industri, serta pengembangan inovasi pertanian modern yang bisa diaplikasikan di lapangan,” ujarnya.
Acara penandatanganan MoU ini disaksikan langsung oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, yang turut hadir membuka rapat senat terbuka. Dalam arahannya, ia memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah STIPER Kutim.
Ardiansyah mengatakan kerja sama tersebut adalah bentuk kolaborasi nyata antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha. Diharapkan sinergi ini mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan Kutim, khususnya di sektor pertanian.
Dengan penandatanganan MoU ini, STIPER Kutim meneguhkan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga aktif membangun kemitraan strategis demi kemajuan daerah. (ADV/ProkopimKutim/D)