SANGATTA – Pelantikan Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (PC Fatayat NU) Kutai Timur (Kutim) masa khidmat 2022–2027 berlangsung hikmat di Gedung Wanita Bukit Pelangi. Acara yang dibuka dengan lantunan salawat Badar itu menandai dimulainya babak baru gerakan perempuan NU di Kutim. Bupati Kutim, H Ardiansyah Sulaiman, hadir memberikan pesan strategis yang menekankan pentingnya kontribusi perempuan dalam pembangunan, terutama di bidang ekonomi kerakyatan.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Waridatul Qoimah, disusul pembacaan SK oleh Farida dan Sa’diyah, serta ikrar pengurus oleh Sekretaris PW Fatayat NU Kaltim, Erni Tresnawati. Penyerahan bendera organisasi dari PW Fatayat NU Kaltim kepada Ketua PC Fatayat NU Kutim, Lu’luul Wafiroh, menjadi penanda resmi dimulainya kepemimpinan baru.
Dalam sambutannya, Lu’luul Wafiroh menegaskan komitmennya memperluas jangkauan Fatayat hingga seluruh kecamatan serta memperkuat peran perempuan NU sebagai pelopor sosial dan ekonomi.
Bupati Ardiansyah mengapresiasi semangat tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah mendorong sinergi antara organisasi perempuan dan agenda pembangunan Kutim, terutama dalam ketahanan pangan dan penguatan UMKM.
“Fatayat NU Kutim diharapkan dapat menyelaraskan program kerjanya dengan upaya peningkatan perekonomian lokal. Silakan berinovasi dan ambil bagian dalam mendorong kemajuan ekonomi masyarakat, khususnya UMKM mandiri,” ujar Ardiansyah. Ia menekankan bahwa produk-produk Kutim kini telah menembus pasar internasional, sehingga peluang pemberdayaan perempuan semakin luas.
Menurutnya, pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan membutuhkan gotong royong seluruh lapisan masyarakat. “Melalui Fatayat NU, saya berharap semakin banyak program yang dapat memberdayakan perempuan secara ekonomi, sosial, dan budaya,” tegasnya.
Ketua PCNU Kutim, Sismanto, menambahkan bahwa NU ibarat rumah besar dan badan otonom seperti Fatayat adalah jendela yang harus selalu terbuka. “Fatayat harus punya pemikiran yang segar dan ide-ide pembaharuan,” ujarnya.
PW Fatayat NU Kaltim, Erni Tresnawati, mengingatkan bahwa Fatayat membawa nama NU dan harus hadir menjawab isu aktual seperti pernikahan anak, kematian bayi, dan kekerasan terhadap perempuan.
Pelantikan ditutup doa dan foto bersama, menandai komitmen baru perempuan NU Kutim untuk tampil sebagai motor ekonomi umat dan pelopor perubahan sosial. (ADV/ProkopimKutim/D)