SANGATTA – Meski anggaran terbatas, semangat para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kutai Timur (Kutim) untuk terus berkembang tak pernah padam. Di tengah tantangan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutim berupaya menemukan cara baru untuk mendampingi IKM agar tetap kreatif dan produktif.
Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadhani, mengatakan fokus pendampingan ini telah menjadi arah utama organisasi yang tercantum dalam rencana kerja tahunan, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kapasitas pelaku usaha kecil.
“Tahun lalu, kami rutin mengadakan bimbingan teknis (bimtek) dengan mengundang 40–50 pelaku IKM di Sangatta maupun kecamatan lain. Kami menghadirkan pembimbing pelatih untuk meningkatkan sumber daya manusia dan kompetensi mereka,” kata Nora, mengenang pelaksanaan kegiatan sebelumnya.
Namun, tahun ini, pelaksanaan bimtek skala besar hampir tidak ada sama sekali. Nora menyebutkan, kebijakan efisiensi anggaran menjadi penyebab utama perubahan drastis tersebut. “Hampir tidak ada sekarang,” ujarnya.
Meski demikian, ia menegaskan semangat pendampingan tidak padam. Keterbatasan anggaran justru mendorong Disperindag untuk berinovasi dan mencari metode pendampingan alternatif yang lebih efisien dan tepat sasaran. Meski detail metode baru ini belum sepenuhnya diungkapkan, langkah tersebut menjadi ujian bagi komitmen Disperindag dalam mendongkrak ekonomi kerakyatan Kutim.
Nora optimistis, meski anggaran terbatas, kreativitas dan inovasi dapat memastikan pelaku IKM tetap mendapat dukungan untuk berkembang.
Disperindag juga mengajak berbagai pihak, termasuk organisasi profesi, pelaku usaha senior, dan komunitas bisnis lokal, untuk berkolaborasi dalam membina IKM. Dengan cara ini, pembelajaran tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari pengalaman nyata para pelaku usaha yang telah berhasil menembus pasar regional maupun nasional. (ADV)
