
SANGATTA – Di tengah keterbatasan anggaran, semangat untuk mendukung pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kutai Timur (Kutim) tetap menyala. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur menegaskan komitmennya untuk memastikan para pengusaha lokal terus mendapat pendampingan, meski bentuk dan intensitasnya kini harus disesuaikan.
Disperindag Kutim ingin tetap memastikan para pengusaha lokal tidak kehilangan akses terhadap pendampingan dan pembinaan yang selama ini menjadi salah satu pilar pengembangan usaha mereka.
Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadhani, menjelaskan, bimbingan teknis (bimtek) yang sebelumnya bisa menjangkau puluhan peserta dari berbagai kecamatan kini sangat terbatas. “Di tahun ini, hampir tidak ada bimtek tatap muka seperti sebelumnya. Semua berkurang karena efisiensi anggaran. Tapi bukan berarti kami berhenti mendukung IKM,” ujarnya.
Nora menekankan, keterbatasan itu justru memacu Disperindag untuk berpikir kreatif. Berbagai model pendampingan alternatif kini dirancang agar lebih tepat sasaran dan tetap bermanfaat bagi pengembangan usaha. “Tujuan kami tetap sama: memastikan usaha IKM bisa bertahan dan berkembang, menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan di Kutai Timur,” katanya.
Kini, pendampingan yang dilakukan tidak lagi berbentuk bimtek yang bisa menjangkau banyak pelaku IKM melainkan melalui pendekatan yang lebih fleksibel, seperti pelatihan kelompok kecil, konsultasi daring, workshop singkat, hingga pembinaan berbasis mentoring.
Bagi para pelaku IKM, situasi ini menantang, namun juga menghadirkan peluang untuk belajar lebih mandiri dan berinovasi. Dukungan Disperindag, meski terbatas, tetap hadir sebagai sahabat yang menemani mereka melangkah di tengah dinamika perekonomian lokal. (ADV)