
Kutai Timur – Melihat persoalan sampah yang kian menumpuk di berbagai titik, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengambil langkah tegas. Tahun ini, DLH memusatkan perhatian pada pengelolaan sampah dari hulu dengan menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Langkah tersebut ditempuh karena DLH menilai, penanganan sampah tidak bisa hanya mengandalkan pengangkutan dan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pola pikir dan kebiasaan masyarakat dinilai sebagai faktor kunci yang harus diubah, mulai dari kebiasaan membuang sampah sembarangan hingga minimnya budaya memilah sampah dari rumah.
Plt Kepala DLH Kutim, Andi Pasalinge, menegaskan pihaknya berkomitmen memperkuat kesadaran publik agar pengelolaan sampah dimulai dari sumbernya, yakni rumah tangga. “Persampahan tetap jadi fokus utama kami. Sosialisasi ke masyarakat akan terus digalakkan, karena pengelolaan sampah itu harus dimulai dari hulu,” ujarnya.
Andi menilai, kebersihan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Keterlibatan aktif masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah menjadi kunci terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Edukasi berkelanjutan, katanya, akan membantu mengubah pola pikir warga dalam memperlakukan sampah sehari-hari.
Menanggapi kondisi sampah yang mulai menumpuk di kawasan wisata Kenyamukan, DLH Kutim telah menyiapkan langkah konkret. “Sekarang kawasan Kenyamukan mulai ramai dikunjungi warga. Kami akan menyiapkan fasilitas tempat sampah di sana, bahkan jika anggarannya tersedia, pengadaan akan segera dilakukan,” jelasnya.
Selain itu, DLH Kutim akan memperkuat koordinasi dengan pihak kecamatan dan kelurahan agar pengelolaan sampah lebih efektif. Langkah ini diharapkan tak hanya menjaga keindahan kawasan wisata, tetapi juga menjadi contoh nyata penerapan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Kutai Timur. (ADV). (ADV)