SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menaruh harapan besar kepada 58 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutim yang resmi dilepas untuk menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 45 hari. Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, melalui Asisten Pemkesra Setkab Kutim, Poniso Suryo Renggono, menegaskan bahwa dunia kampus harus menjadi mitra strategis dalam pembangunan pertanian modern di desa.
Kecamatan Karangan dan Kaliorang dipilih sebagai lokasi pengabdian. Dua wilayah tersebut selama ini dikenal menyimpan potensi pertanian yang besar, namun juga menghadapi tantangan serius seperti produktivitas lahan, adaptasi teknologi, hingga penguatan kelembagaan desa. Kehadiran mahasiswa STIPER diharapkan menjadi jembatan antara kebutuhan lapangan dan inovasi kampus.
Pelepasan ditandai penyematan jaket almamater kepada perwakilan mahasiswa. Poniso dalam sambutannya menekankan bahwa integritas adalah pondasi utama pengabdian.
“Berpikirlah positif, bertindaklah positif, maka hasilnya pun akan positif. Apa yang kita tampilkan dari perilaku dan perkataan akan mencerminkan kualitas diri serta kesiapan untuk memimpin di masa depan,” ujarnya.
Ketua STIPER Kutim, Ismail Fahmi Almadi, menekankan bahwa mahasiswa bukan sekadar datang untuk menyelesaikan tugas akademik, melainkan membawa gagasan dan aksi nyata.
“Kehadiran mereka di desa bukan hanya sekadar menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga membangun hubungan emosional serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat setempat,” ungkapnya.
Selama tiga hari pembekalan, mahasiswa dilatih untuk memahami pendekatan partisipatif dan etika interaksi warga. Mereka akan menjalankan program pertanian berkelanjutan, edukasi lingkungan, hingga pemberdayaan UMKM mulai 29 Juli hingga 10 September 2025.
Pemkab Kutim menyatakan dukungan penuh terhadap program ini sebagai bagian dari investasi jangka panjang pembangunan desa. “Atas nama Pemkab Kutim, kami mengucapkan selamat mengabdi kepada seluruh mahasiswa STIPER,” tutup Poniso.(ADV/ProkopimKutim/D)
