
SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) secara aktif membangun kemitraan strategis dengan berbagai elemen pemuda untuk mendorong regenerasi petani. Upaya ini penting untuk menjamin keberlanjutan dan peningkatan daya saing sektor pertanian di daerah tersebut di masa mendatang. Komitmen ini diwujudkan melalui pendekatan yang inklusif dan kolaboratif dengan organisasi petani muda yang sudah eksis di lapangan.
Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnamingrum, mengonfirmasi bahwa saat ini telah tampak geliat positif dari generasi muda Kutim yang mulai menunjukkan minat dan dedikasinya di bidang pertanian dan peternakan. Kehadiran petani-petani milenial ini menjadi angin segar bagi transformasi sektor agrikultur yang selama ini kerap dihadapkan pada isu penuaan sumber daya manusia.
“Beberapa petani-petani milenial yang memang sudah Bergerak ke sana baik petani maupun peternak,” ujar Dyah Ratnamingrum, mengakui inisiatif yang lahir dari kalangan muda sendiri.
Dalam upaya mendukung dan mengakselerasi gerakan positif ini, Pemerintah Daerah tidak bekerja sendiri. Dyah menegaskan pentingnya peran serta organisasi petani muda sebagai mitra koordinasi yang krusial. Salah satu mitra yang disebutkan aktif berkoordinasi adalah Komite Tani Muda (KTM). Keterlibatan KTM menunjukkan bahwa upaya menarik minat anak muda tidak semata-mata bergantung pada program pemerintah, tetapi juga pada jaringan dan pendekatan peer-to-peer yang dilakukan oleh sesama anak muda.
“Ada Komite Tani Muda (KTM) itu juga sudah mulai dia bergerak kerjasama selalu koordinasi dengan saya,” tutur Dyah Ratnamingrum selaku Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur.
Pernyataan ini menggarisbawahi model pendekatan yang diterapkan Dinas, di mana pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan mitra yang mendengar aspirasi dari lapangan. Koordinasi yang berkelanjutan dengan KTM memungkinkan kebijakan dan program yang dirancang menjadi lebih tepat sasaran, karena menyentuh kebutuhan riil yang dihadapi oleh para petani muda, mulai dari aspek pembibitan, pemasaran, hingga adopsi teknologi pertanian modern.
Kolaborasi yang sinergis antara DTPHP Kutim dan Komite Tani Muda ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan dampak dari gerakan petani milenial. Dengan dukungan kelembagaan yang kuat, para petani muda tidak hanya akan merasa didukung, tetapi juga dapat saling terhubung, berbagi pengetahuan, dan pada akhirnya membangun sebuah ekosistem agribisnis yang dinamis, inovatif, dan berkelanjutan. Hal ini merupakan langkah nyata untuk menjawab tantangan regenerasi petani sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi lokal berbasis pertanian. (ADV)