MUARA PAHU – Suasana haru dan kebanggaan menyelimuti tepian Sungai Mahakam ketika Bupati Kutai Timur (Kutim) H. Ardiansyah Sulaiman kembali menjejak tanah kelahirannya di Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, pada malam yang dipenuhi sambutan meriah. Kehadiran Ardiansyah, yang kini menjabat sebagai bupati di kabupaten tetangga, disambut oleh ratusan warga dari 12 kampung yang datang membawa senyum, ucapan selamat, serta doa bagi putra daerah yang kembali pulang.
Kunjungan tersebut tidak sekadar bagian dari agenda pemerintahan, tetapi menjadi perjalanan emosional bagi Ardiansyah. Muara Pahu, baginya, bukan hanya tempat lahir, tetapi sumber nilai hidup dan karakter yang ia bawa dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin daerah.
Setibanya di lokasi, Ardiansyah disambut langsung oleh Wakil Bupati Kutai Barat Nanang Adriani bersama istri, Camat Muara Pahu Maulidin Said beserta jajaran pemerintah kecamatan, serta keluarga besar yang telah menunggu sejak sore. Pelukan hangat dari keluarga dan kerabat menandai awal rangkaian penyambutan yang berlangsung khidmat namun penuh keakraban.
Masyarakat dari berbagai kampung tampak antusias. Sebagian warga bahkan rela berjalan kaki cukup jauh dari kampung masing-masing untuk menyaksikan momen istimewa tersebut. Mereka menyalami dan menyapa Ardiansyah dengan panggilan masa kecil, menciptakan suasana yang menghapus sekat antara jabatan dan kedekatan sosial.
Camat Muara Pahu Maulidin Said menyampaikan bahwa kedatangan Ardiansyah menjadi kebanggaan tersendiri bagi warganya. “Momen ini kebanggaan bagi masyarakat Muara Pahu yang selalu menjaga kekompakan dan budaya kekeluargaan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Ardiansyah menyampaikan rasa terima kasih dan syukur atas penerimaan warga. Ia menegaskan bahwa kampung halaman adalah sumber semangat yang tidak pernah pudar. “Dari sini saya belajar kebersamaan, gotong royong, dan kecintaan terhadap tanah kelahiran. Nilai-nilai itu selalu saya bawa dalam mengemban amanah,” katanya.
Acara penyambutan juga diisi dengan doa oleh para tetua adat, yang memohon agar Ardiansyah diberikan kesehatan dan kekuatan dalam memimpin Kutai Timur. Warga kemudian menyajikan makanan tradisional, memperkuat suasana kekeluargaan yang menyelimuti malam itu.
Bagi warga Muara Pahu, kehadiran Ardiansyah menjadi simbol bahwa seorang pemimpin tidak pernah lepas dari akar budaya tempat ia tumbuh. Kunjungan tersebut juga menjadi pengingat bahwa setiap keberhasilan lahir dari doa keluarga, dukungan masyarakat, dan nilai-nilai kampung halaman.
Malam itu, Muara Pahu menjadi saksi pertemuan hangat seorang bupati yang kembali sebagai anak kampung mengukuhkan perjalanan seorang pemimpin selalu memiliki akar yang kuat pada tanah kelahiran. (ADV/ProkopimKutim/D)