SANGATTA – SMA Negeri 1 Sangatta Selatan (SMAN Satset) menunjukkan langkah progresif dalam pendidikan Kutai Timur (Kutim) melalui kegiatan In House Training (IHT) yang fokus pada pembelajaran mendalam dan kolaborasi guru. Program ini bertajuk “Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Membangun Komunitas Baru Pembelajar melalui Kolaborasi Teaching Research Group (TRG)”.
Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, hadir memberikan apresiasi terhadap inisiatif sekolah ini. Menurutnya, guru adalah “pelita yang menuntun anak-anak menembus tantangan zaman” dan perlu terus mengembangkan kompetensinya. Ia menegaskan, kegiatan IHT bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi bagian dari reformasi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan sosial dan teknologi.
Program ini juga mendapat dukungan PT Kaltim Prima Coal (KPC) melalui kehadiran Nanang Supriyadi, Chief Empowerment Manager Community, yang menegaskan kesinambungan kemitraan antara dunia pendidikan dan industri di Kutim. Kehadiran KPC menunjukkan pentingnya kolaborasi sektor swasta dalam memperkuat kapasitas pendidikan daerah.
Kepala SMAN 1 Satset, Rubito, menyampaikan bahwa pelatihan ini berfokus pada pembentukan growth mindset, pengembangan pembelajaran bermakna berbasis siswa, dan penerapan hasil belajar yang berdampak nyata di masyarakat. Filosofi sekolah ini diusung melalui akronim “Satset” yang berarti gesit, adaptif, dan unggul.
Sekitar 50 guru dan tenaga kependidikan mengikuti IHT yang menghadirkan materi dari Tri Widayati, Balai Guru dan Tenaga Kependidikan Kaltim, dan sesi kolaborasi melalui TRG yang dipandu Rubito. Metode ini mendorong guru menjadi peneliti pembelajaran, bukan sekadar pengajar, serta menumbuhkan budaya belajar kolektif yang reflektif dan berbasis riset.
Melalui inisiatif ini, SMAN 1 Sangatta Selatan menegaskan posisinya sebagai pionir pendidikan inovatif dan adaptif di Kutai Timur, menyalakan nyala perubahan yang dimulai dari guru, berkolaborasi dalam komunitas, dan berdampak bagi generasi masa depan. (ADV/ProkopimKutim/D)
