SANGATTA – Di balik gencarnya pembangunan di kota-kota besar, masih banyak warga di pelosok Kutai Timur (Kutim) yang menantikan hal-hal dasar: jalan yang layak, air bersih, dan listrik. Legislator Partai NasDem, Eddy Markus Palinggi, menyadari hal itu dan berkomitmen memastikan pembangunan tidak hanya dinikmati di pusat kota, tetapi juga menjangkau daerah paling terpencil.
“Daerah-daerah terpencil itu harus diperjuangkan dengan maksimal,” kata Eddy, Ketua Komisi A DPRD Kutim. Menurutnya, keberpihakan pada wilayah pelosok merupakan ujung tombak pemerataan pembangunan yang sering terlupakan.
Di wilayah pedalaman Kutim, kondisi infrastruktur sering menjadi penghalang bagi kehidupan sehari-hari. Warga masih harus menempuh jalan rusak untuk pergi ke sekolah atau pasar. Pasokan air bersih terbatas, sehingga banyak yang mengandalkan sumur atau air hujan untuk kebutuhan rumah tangga. Keterbatasan listrik juga menjadi persoalan serius, memengaruhi aktivitas rumah tangga sekaligus peluang ekonomi lokal.
“Kebutuhan masyarakat itu sederhana, tapi fundamental, yaitu jalan, pendidikan, air, dan listrik,” ujarnya. Eddy menekankan bahwa perhatian pada isu-isu mendasar ini bukan sekadar soal angka pembangunan atau proyek fisik, tetapi tentang memastikan masyarakat di daerah tertinggal merasa diperhatikan dan memiliki kesempatan yang sama.
Politisi kelahiran 9 Juni 1980 ini berjanji akan terus mendorong pembangunan infrastruktur dasar dalam setiap kebijakan dan perencanaan anggaran di tingkat kabupaten. Ia percaya bahwa pemenuhan kebutuhan dasar akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi kesenjangan, dan memberi mereka rasa diperhatikan. “Kalau kebutuhan dasar ini terpenuhi, kualitas hidup masyarakat akan meningkat, dan mereka tidak lagi merasa terabaikan,” tambah Eddy.
Dengan fokus pada pemerataan pembangunan, diharapkan Kutim tidak hanya berkembang di pusat kota, tetapi seluruh warganya dapat menikmati kemajuan secara merata, tanpa ada yang tertinggal. (ADV)
