SANGATTA – Tidak ingin ada anak Kutai Timur (Kutim) yang putus sekolah karena alasan biaya, Anggota DPRD Komisi D Ramadhani menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan bantuan pendidikan bagi masyarakat.
Melalui program beasiswa yang telah dianggarkan, ia berharap setiap anak di Kutim memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan hingga tuntas. “Saya setiap kali reses selalu bilang, prinsip saya itu untuk semua,” ujar Ramadhani di Sangatta.
Ia mengakui, meskipun data yang dimilikinya terbatas pada konstituen di wilayah pemilihannya, penerapan program tetap bersifat merata tanpa diskriminasi. Menurutnya, perhatian terhadap pendidikan menjadi prioritas utama.
“Ketika ada anak yang tidak sekolah karena biaya, itu kan ada beasiswa. Nilainya satu juta, dan uang itu murni untuk keperluannya beli baju, buku, dan perlengkapan sekolah,” jelas politisi kelahiran 8 Mei 1987 ini.
Ramadhani menambahkan pemerintah daerah telah memastikan sekolah-sekolah di Kutim kini bebas biaya pendaftaran. “Sekarang daftar sekolah gratis semua. Jadi anak-anak harus tetap sekolah, tidak boleh berhenti hanya karena alasan ekonomi,” tegasnya.
Ia menuturkan bahwa program beasiswa tersebut telah dianggarkan dan diterapkan secara aktif, terutama di wilayah pemilihannya. “Saya berlakukan untuk semua tim saya. Semua anak didaftarkan, baik SD maupun SMP,” ujarnya.
Langkah ini diharapkan mampu meringankan beban orang tua sekaligus menjamin keberlanjutan pendidikan bagi anak-anak di Kutim. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, rata-rata lama sekolah di wilayah perkotaan masih 2,5 tahun lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan, menandakan masih adanya kesenjangan kesempatan belajar.
Pakar pendidikan Sari Mustafah menilai, langkah DPRD Kutim tersebut merupakan investasi strategis. “Pemerataan biaya pendidikan bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga langkah penting untuk mencegah hilangnya potensi anak bangsa karena faktor ekonomi,” ungkapnya. (ADV)
