
SANGATTA – Di tengah derasnya arus pembangunan di Kutai Timur (Kutim), perempuan tidak lagi dipandang sebagai penonton. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) terus Kutim mendorong agar perempuan tampil sebagai penggerak pembangunan melalui penguatan Program Pengarusutamaan Gender (PUG) yang menjadi salah satu program unggulan tahun 2025.
Kepala DP3A Kutim, Idham Cholid, menegaskan, PUG bukan sekadar slogan atau kegiatan seremonial. Lebih dari itu, PUG merupakan instrumen kebijakan strategis untuk memastikan setiap proses pembangunan memberikan ruang yang sama bagi perempuan dan laki-laki agar dapat berkontribusi sesuai kapasitasnya.
“Pengarusutamaan gender itu memberikan pelatihan, pemahaman, sosialisasi agar perempuan itu ada kesetaraan nanti antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan itu bukan berarti sama, tapi fungsi perannya yang ditingkatkan agar perempuan bisa lebih optimal,” urainya.
Menurut Idham, pemahaman masyarakat tentang kesetaraan gender sering kali masih keliru. Kesetaraan bukan dimaksudkan untuk menyeragamkan peran, melainkan mengoptimalkan potensi yang dimiliki perempuan agar sejajar dalam peluang dan tanggung jawab pembangunan.
DP3A Kutim terus memperkuat implementasi PUG melalui berbagai kegiatan pelatihan, peningkatan kapasitas, dan sosialisasi di berbagai lapisan masyarakat. Sektor-sektor strategis seperti pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan menjadi fokus utama agar perempuan dapat lebih percaya diri mengisi ruang-ruang pengambilan keputusan dan aktivitas produktif.
Dengan meningkatnya kapasitas dan kesadaran perempuan, diharapkan mereka tak hanya menjadi penerima manfaat pembangunan, tetapi juga pencipta perubahan. “Perempuan punya potensi besar yang selama ini belum tergali sepenuhnya. Melalui PUG, kami ingin potensi itu muncul dan memberi warna nyata dalam pembangunan daerah,” tambah Idham.
Penerapan PUG diharapkan mampu menciptakan kebijakan dan perencanaan pembangunan yang responsif gender, sehingga manfaat pembangunan dapat dirasakan secara lebih adil dan inklusif. Perempuan Kutim diharapkan menjadi energi baru dalam mempercepat kemajuan daerah, bukan sekadar pendukung, melainkan bagian penting dari penggerak utama pembangunan. (ADV)