
Kutai Timur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) masih menghadapi beragam tantangan pembangunan di usianya yang ke-26 tahun. Hal tersebut disampaikan Bupati Kutim, H. Ardiansyah Sulaiman, dalam rapat paripurna ke-9 DPRD Kutim yang digelar di ruang paripurna.
Dalam pidatonya, Ardiansyah menegaskan bahwa infrastruktur dasar masih menjadi pekerjaan rumah utama pemerintah daerah.
“Kita masih menghadapi berbagai tantangan seperti jalan, jembatan, dan infrastruktur digital. Ini permasalahan yang masih dirasakan masyarakat kita di pelosok kecamatan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti persoalan infrastruktur perkotaan, khususnya jalan lingkungan dan sistem drainase yang belum optimal. Kondisi tersebut, kata dia, menyebabkan masih terjadinya genangan dan banjir di beberapa wilayah.
Meski begitu, Bupati dua periode itu menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan pembangunan melalui skema multiyears, terutama di sektor jalan dan jembatan. Untuk sektor digital, Pemkab Kutim telah meluncurkan program Internet Desa guna memperluas akses informasi di wilayah pedesaan.
Namun, pihaknya mengakui program tersebut belum sepenuhnya menjangkau masyarakat di pelosok. “Meskipun program internet desa sudah dilaksanakan, tapi belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Bupati juga menyoroti kebutuhan dasar lain seperti air bersih dan elektrifikasi. Ia mengapresiasi dukungan PLN yang selama empat tahun terakhir berkomitmen memperluas jaringan listrik di Kutai Timur.
Sebagai bagian dari peningkatan kualitas lingkungan perkotaan, pemerintah juga menggulirkan program Rp250 juta per RT untuk pembangunan jalan lingkungan dan drainase. “Kami juga fokus menekan angka stunting dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Saya berharap dewan dapat melakukan pengawasan terhadap program-program ini,” tutupnya. (ADV)