Mahyunadi Soroti Kondisi Kampus Stiper dan Stais: “Hidup Segan Mati Tak Mau”

diadmin
301 Views
2 Min Read

Kutai Timur — Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi, menyoroti kondisi dua institusi pendidikan tinggi di wilayahnya, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (Stais). Dalam sebuah pernyataan tegas, Mahyunadi menyebut kedua kampus tersebut kurang mendapatkan perhatian maksimal, baik dari sisi infrastruktur maupun pengelolaan sumber daya manusia.

“Sumber daya manusia juga kita betul-betul maksimalkan. Kita lihat Stiper kita, hidup segan mati tak mau. Walaupun banyak mahasiswa, kenapa saya katakan hidup segan mati tak mau? Walaupun banyak mahasiswanya, tapi bangunannya keadaannya seperti itu. Stais juga,” ujarnya.

Menurut Mahyunadi, banyaknya jumlah mahasiswa tidak sebanding dengan kondisi fisik kampus yang dinilai memprihatinkan. Ia menyebut pentingnya peran pemerintah daerah dalam memperhatikan sarana dan prasarana pendidikan tinggi yang berada di bawah tanggung jawab daerah.

Selain mengkritik kondisi fisik kampus, Mahyunadi juga menekankan pentingnya dukungan beasiswa dan peningkatan infrastruktur sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam mendukung kemajuan pendidikan tinggi Kutim.

“Jadi, kalau kita mau betul-betul serius, selain kita menciptakan stimulus untuk beasiswa, kita juga memaksimalkan bangunan-bangunan, fasilitas infrastruktur yang memang menjadi tanggung jawab kita. Bagaimanapun caranya, ya,” tegasnya.

Ia mengungkapkan bahwa Pemkab Kutai Timur akan mengkaji lebih lanjut kebutuhan mendesak di dua kampus tersebut, serta mencari solusi konkret untuk mengatasi persoalan yang ada. Salah satu langkah awal yang akan diambil adalah membentuk tim khusus guna melakukan penilaian menyeluruh terhadap sarana dan prasarana di Stiper dan Stais.

Mahyunadi berharap perhatian yang lebih besar dari semua pihak, baik legislatif, eksekutif, maupun swasta, untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Kutai Timur. Menurutnya, kualitas lulusan akan sangat bergantung pada kualitas lingkungan belajar yang disediakan.

“Jangan sampai kita hanya bangga karena punya kampus, tapi tidak pernah menyentuh masalah yang sebenarnya mereka hadapi,” tutupnya.

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Pemkab Kutai Timur ingin menjadikan pendidikan tinggi sebagai prioritas dalam pembangunan daerah ke depan. (ADV)

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *