
SANGATTA – Pemangkasan anggaran memaksa Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kutai Timur (Kutim) memilih mana kegiatan yang prioritas dan mana yang harus dikurangi. Tahun 2025, dinas fokus memastikan program utama tetap berjalan meski anggaran lebih ketat.
Memasuki tahun anggaran 2025, dinas menegaskan bahwa prioritas utama tetap pada upaya perlindungan perempuan dan anak serta penguatan peran keluarga sebagai garda terdepan pencegahan kekerasan.
Kepala Dinas P3A Kutim, Idam Cholid, mengakui kebijakan efisiensi ini memengaruhi seluruh rencana kerja dinas. “Tentunya pasti berpengaruh. Ada pemotongan dari pusat dan efisiensi internal. Dengan kondisi ini, kami memilah kegiatan yang prioritas dan mengurangi yang tidak,” ujar Idam saat ditemui di Sangatta.
Ia menjelaskan langkah konkret yang telah diambil, termasuk pemangkasan perjalanan dinas hingga 50 persen, pengurangan anggaran alat tulis kantor (ATK), serta pengurangan kegiatan seremoni yang tidak berpengaruh langsung terhadap capaian indikator kinerja. Semua langkah ini, menurut Idam, dilakukan untuk menyesuaikan dengan pagu anggaran yang telah dipangkas. Fokusnya jelas: anggaran mungkin berkurang, tetapi komitmen terhadap perempuan dan anak tidak boleh ikut menyusut.
Meskipun harus melakukan penyesuaian, P3A Kutim tetap berkomitmen agar program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat berjalan optimal. Dengan memfokuskan sumber daya pada kegiatan prioritas, dinas berharap capaian indikator kinerja utama tetap tercapai, meski anggaran lebih terbatas.
“Efisiensi bukan berarti mengurangi kualitas layanan. Kami tetap berupaya memastikan program yang berdampak langsung bagi masyarakat tetap berjalan dengan baik,” tambah Idam. (ADV)