
SANGATTA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur terus menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan pasca pandemi. Strategi utama yang diusung adalah melalui pendampingan intensif terhadap para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM). Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadhani, menjelaskan bahwa fokus ini merupakan arah tujuan organisasi yang telah dituangkan dalam rencana kerja tahunan, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kapasitas para pelaku usaha kecil tersebut.
Namun, di balik komitmen tersebut, terjadi perubahan pendekatan yang signifikan dalam metode pendampingan pada tahun ini. Nora Ramadhani mengakui bahwa program bimbingan teknis (bimtek) yang sebelumnya menjadi andalan, mengalami penurunan yang sangat drastis. “Tahun kemarin masih banyak BIMTEK-BIMTEK yang kami adakan. Kami mengundang sekitar 40-50 orang pelaku IKM, baik di Sangata maupun di berbagai kecamatan. Kami datangkan pembimbing pelatih untuk melatih mereka dalam rangka upaya meningkatkan sumber daya manusia dan kompetensi mereka,” ujar Nora mengenangkan kondisi sebelumnya.
Namun, situasi pada tahun ini berubah secara tajam. Nora dengan terus terang menyebutkan bahwa semua kegiatan bimtek skala besar tersebut hampir tidak terselenggara sama sekali. “Hampir tidak ada sekarang,” tuturnya. Penyebab utama dari kemunduran ini adalah kebijakan efisiensi anggaran yang tidak dapat dihindari oleh dinas. Pengakuan ini menyiratkan tantangan fiskal yang berat dalam upaya peningkatan kapasitas pelaku IKM di Kutai Timur.
Meski demikian, Nora menegaskan bahwa semangat pendampingan tidak padam. Perubahan ini memaksa Disperindag untuk berinovasi dan mencari metode pendampingan lain yang lebih efisien dan tepat sasaran, meskipun detail dari metode alternatif ini belum diungkapkan secara gamblang. Peralihan strategi ini menjadi ujian bagi komitmen Disperindag Kutim dalam mendongkrak ekonomi kerakyatan di tengah keterbatasan anggaran yang ada. (ADV)