
SANGATTA – Dinas Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menegaskan fokus barunya dalam mendorong pembinaan generasi muda sebagai bagian penting dari pengembangan kebudayaan daerah. Langkah ini diwujudkan melalui penerapan kriteria seleksi yang menekankan aspek pembinaan dan regenerasi dalam ajang Anugerah Kebudayaan Indonesia.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kutim, Fadliansyah Budi, mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya menilai prestasi individu, tetapi juga mempertimbangkan kontribusi nyata pelaku budaya dalam mengembangkan dan menularkan pengetahuan kepada generasi penerus. “Karena kriterianya di sini bukan hanya berprestasi di lomba, tapi dia ada membina, misalkan begitu,” jelas Fadliansyah di sela peringatan HUT Kutim ke-25.
Ia menegaskan, penghargaan bukan sekadar bentuk apresiasi terhadap pencapaian personal, melainkan juga pengakuan terhadap peran sosial dan edukatif seorang pelaku seni budaya. “Yang dapat nominasi, yang dapat penghargaan itu semuanya adalah para pelaku seni budaya yang mengembangkan,” ujarnya.
Sebagai contoh, Fadliansyah menyebutkan figur pelaku seni yang tidak hanya aktif berkarya, tetapi juga menjadi mentor bagi generasi muda. “Misalnya di seni lukis, dia pelukis, tapi dia juga punya siswa, ngajar,” tambahnya.
Melalui kebijakan ini, Dinas Kebudayaan Kutim berharap dapat melahirkan lebih banyak sosok inspiratif yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga berperan dalam memperkuat regenerasi budaya di daerah. Pendekatan tersebut diharapkan mampu menciptakan ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan serta memastikan nilai-nilai budaya Kutai Timur terus hidup di tangan generasi muda. (ADV)