Pakenoq Tawai: Melestarikan Budaya Dayak Kenyah Lepoq Bem di Era Modern

diadmin
322 Views
2 Min Read

SANGATTA – Desa Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan, kembali menjadi panggung semarak tradisi Pakenoq Tawai, sebuah upacara adat khas Dayak Kenyah Lepoq Bem yang sarat makna. Acara ini digelar di Jalan Poros Sangatta-Bontang Kilometer 17 dan menjadi magnet bagi masyarakat Kutai Timur serta pengunjung dari luar daerah.

Pakenoq Tawai menampilkan Tari Laki Demanei, sebuah tarian perang yang bukan sekadar hiburan, melainkan kisah heroik sepasang kekasih yang mempertahankan cinta dan kesetiaan. Tarian ini menyiratkan nilai-nilai keberanian dan cinta sejati, yang diharapkan dapat menanamkan karakter luhur pada generasi muda.

Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, menekankan pentingnya menjaga tradisi ini sebagai identitas budaya. “Budaya Dayak Kenyah adalah warisan yang harus dijaga. Nilai keberanian, cinta, dan kebersamaan yang terkandung dalam Pakenoq Tawai tidak boleh hilang,” ujarnya saat membuka acara.

Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antar generasi, dengan kehadiran tokoh adat, Kepala Desa Sangkima, dan Ketua Kerukunan Dayak Kenyah Lepoq Bem. Mereka berperan aktif sebagai pengawal tradisi sekaligus penghubung antara nilai-nilai leluhur dengan kehidupan modern.

Selain sebagai hiburan, Pakenoq Tawai berfungsi sebagai media edukasi budaya, mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kearifan lokal. Dalam konteks globalisasi, tradisi seperti ini menjadi perekat sosial sekaligus simbol identitas yang kuat bagi Kutai Timur.

Dengan konsistensi penyelenggaraan, Pakenoq Tawai memastikan bahwa cerita-cerita heroik dan nilai luhur Dayak Kenyah tetap hidup, membentuk memori kolektif masyarakat, dan menginspirasi generasi penerus untuk terus mencintai warisan budaya leluhur.(ADV/ProkopimKutim/D)

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *