KAUBUN — Kondisi memprihatinkan Jembatan Tundano di Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kutai Timur (Kutim), menuai perhatian luas setelah ramai diperbincangkan warganet. Merespons hal itu, Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, meninjau langsung kondisi jembatan bersama jajaran pemerintah kecamatan, kepala desa, unsur Forkopimda, dan sejumlah perwakilan perangkat daerah.
Dalam kunjungan tersebut, Mahyunadi memastikan bahwa pembangunan ulang jembatan akan menjadi prioritas pemerintah daerah dalam waktu dekat.
“Jembatan ini sangat vital bagi masyarakat, terutama untuk akses pertanian dan aktivitas sehari-hari. Tahun depan akan kami bangun jembatan baru yang bisa dilalui kendaraan roda empat,” ujar Mahyunadi kepada awak media.
Mantan ketua DPRD Kutim periode 2014-2019 itu menekankan bahwa keputusan tersebut merupakan tindak lanjut pembahasan bersama Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman. Pembangunan dijadwalkan dimulai pada 2026, dengan lahan yang telah disiapkan sehingga proses administrasi tidak lagi menjadi hambatan.
Saat ini, Jembatan Tundano menjadi satu-satunya jalur penghubung warga Bumi Rapak menuju pusat layanan dan wilayah sekitar. Namun, kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Struktur kayu yang lapuk dan kemiringan badan jembatan membuat warga harus melintas secara bergantian, dua hingga tiga orang dalam satu waktu, untuk mengurangi risiko ambruk. Untuk menopang tubuh jembatan, warga memasang tali dan penyangga sederhana yang hanya bersifat sementara.
Dalam konteks wilayah pedesaan seperti Kaubun, jembatan bukan hanya sarana penyeberangan, tetapi fondasi pergerakan ekonomi masyarakat. Aktivitas pertanian, yang menjadi mata pencaharian utama warga, sangat bergantung pada kelancaran distribusi hasil kebun menuju pasar. Ketika akses terganggu, biaya logistik meningkat, hasil panen sulit dijual tepat waktu, dan pendapatan petani menurun. Keberadaan jembatan yang layak menentukan ritme produksi, perdagangan, dan perputaran ekonomi lokal. Infrastruktur yang terawat memberikan kepastian bagi aktivitas harian warga, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi desa.
Lebih jauh, jembatan juga berkaitan langsung dengan akses terhadap layanan dasar. Warga membutuhkan jalur aman untuk menuju sekolah, fasilitas kesehatan, dan pusat kegiatan sosial. Jika jembatan tidak aman, mobilitas warga terhambat dan pelayanan publik turut terdampak. Karena itu, pembangunan ulang Jembatan Tundano menjadi langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintah daerah berencana melibatkan perusahaan-perusahaan sekitar dan kelompok tani dalam pelaksanaannya, sebagai bentuk kolaborasi mempercepat hasil pembangunan yang berdampak nyata.
Peninjauan Wakil Bupati menjadi penanda komitmen pemerintah merespons aspirasi warga. Jembatan Tundano kini menghadirkan harapan baru bagi Kaubun agar akses yang lebih aman, ekonomi yang bergerak, dan kualitas hidup yang meningkat. (ADV/ProkopimKutim/D)