KALIORANG — Air Terjun Tangga Bidadari di Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, mulai diproyeksikan sebagai destinasi wisata alam unggulan di Kutai Timur. Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, menyebut kawasan ini memiliki karakter yang berbeda dengan air terjun lainnya di daerah tersebut.
“Keindahannya alami, suasananya masih asli, dan aliran air membentuk undakan seperti tangga. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi ikon wisata Kutai Timur,” ujarnya saat meninjau lokasi tersebut.
Air terjun berada di tengah hutan tropis, dengan dinding batu karst yang berundak hingga ke puncak aliran air. Air jernih yang mengalir dari mata air pegunungan menciptakan kolam-kolam dangkal yang aman untuk berendam. Akses pijakan di permukaan batu relatif tidak licin, sehingga pengunjung dapat naik ke bagian yang lebih tinggi untuk menikmati pemandangan.
Mahyunadi menegaskan bahwa pengembangan Tangga Bidadari diarahkan pada konsep pariwisata alam berbasis pengalaman. Fasilitas yang dibangun, katanya, tidak harus berskala besar, tetapi fungsional dan menyatu dengan lingkungan. “Cukup jalur wisata yang aman, titik pandang untuk menikmati lanskap, serta penataan kawasan yang melibatkan warga,” ujarnya.
Penguatan destinasi juga mencakup pembangunan jalur trekking, penyediaan homestay yang ramah lingkungan, serta pengelolaan paket wisata seperti jelajah hutan, fotografi alam, dan edukasi sumber air. Warga setempat didorong untuk berperan sebagai pemandu lokal, penyedia kuliner, hingga operator jasa transportasi wisata.
Sejumlah komunitas dan influencer lokal turut mempromosikan Tangga Bidadari melalui media sosial. Unggahan video perjalanan dan foto lanskap air terjun memperluas jangkauan informasi, terutama di kalangan wisatawan muda yang gemar berwisata ke alam terbuka. Sementara itu, warga juga menyiapkan panduan rute dan tata tertib keselamatan bagi pengunjung.
Saat ini, beberapa fasilitas dasar mulai terbangun, meski akses jalan menuju kawasan masih memerlukan peningkatan. Pemerintah daerah menargetkan penataan dilakukan bertahap tanpa mengganggu karakter hutan dan kontur alami.
Tangga Bidadari dinilai memiliki peluang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis alam di tingkat desa. Dengan pengelolaan yang terukur dan promosi yang berkelanjutan, kawasan ini dipandang dapat tampil sebagai wajah baru pariwisata Kutai Timur. (ADV/ProkopimKutim/D)