Kutim Jadi Role Model Pengelolaan Zakat, Baznas Kaltim Minta Daerah Lain Studi Tiru ke Sangatta

diadmin
403 Views
2 Min Read

SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menarik perhatian publik, kali ini melalui keberhasilannya dalam tata kelola zakat, infak, dan sedekah yang dinilai paling profesional di Kalimantan Timur. Pujian tersebut disampaikan langsung dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Baznas se-Kaltim yang berlangsung belum lama ini di Sangatta.

Ketua Dewan Pengawas Baznas Kaltim, Mohammad Jauhar Efendi, secara terbuka menyebut Kutim sebagai standar baru dalam pengelolaan zakat di daerah. Ia menilai profesionalisme Baznas Kutim bukan hanya membangun kepercayaan, tetapi juga berdampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kepercayaan publik adalah kunci. Tanpa itu, masyarakat tidak akan mau menyerahkan zakatnya. Maka, jaga dan tingkatkan terus kepercayaan ini,” ujarnya.

Jauhar bahkan menyarankan agar Baznas kabupaten/kota lainnya tidak perlu belajar ke luar daerah. “Sistem penerimaan dan penyalurannya di sini sudah sangat baik, profesional. Jadi, kalau mau belajar, cukup ke Kutim,” tegasnya.

Pernyataan ini bukan sekadar apresiasi. Baznas Kutim dalam beberapa tahun terakhir mencatat kemajuan signifikan, terutama dalam integrasi sistem digital yang memudahkan pendataan, meningkatkan transparansi, dan mempercepat penyaluran manfaat.

Ketua Baznas Provinsi Kaltim, Ahmad Nabhan, juga menggarisbawahi pentingnya penguatan manajemen teknologi informasi. Menurutnya, kinerja Baznas tidak hanya dilihat dari penghimpunan dana, tetapi juga keamanan sistem dan keandalan data.

“Manajemen IT yang lemah bisa menjadi celah kegagalan secara keseluruhan,” tegasnya.

Ia meminta seluruh Baznas di Kaltim memastikan implementasi dari berbagai program strategis yang telah dipaparkan narasumber nasional. Termasuk pesan Gubernur Kaltim dan Baznas RI yang dibacakan pada pembukaan rakor. “Mitra strategis Baznas itu mulai dari pemerintah daerah hingga pusat. Jadi seluruh program kerja, baik jangka pendek maupun jangka panjang, harus dibangun atas dasar sinergi,” tandas Nabhan.

Dengan hadirnya para pembicara nasional seperti Muhammad Nadratuzzaman Husein, Muhammad Mahrus, dan Bambang Saputra, rakor di Sangatta bukan hanya forum teknis, tetapi juga pengakuan bahwa praktik terbaik dalam pengelolaan zakat kini justru datang dari daerah. Dari Kutai Timur, teladan baru untuk tata kelola zakat yang amanah dan berdaya tumbuh.(ADV/ProkopimKutim/D)

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *