SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah berkolaborasi dengan perusahaan tambang, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta Koperasi Desa Merah Putih untuk membangun ekonomi baru yang inklusif dan tangguh pascatambang. Salah satu realisasinya adalah pemanfaatan void bekas tambang di Kecamatan Teluk Pandan milik PT Indomindo Mandiri yang disulap menjadi sumber air bersih dan sentra pertanian bagi masyarakat sekitar.
“Kita ingin tambang menyisakan kehidupan, bukan lubang. Kutai Timur siap menjadi contoh nasional tambang berkelanjutan yang berpihak kepada rakyat,” kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat membuka Seminar Nasional “Optimalisasi Keberlanjutan Tambang Menuju Kemandirian Ekonomi Masyarakat di Era Pascatambang” di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim.
Ardiansyah menegaskan penerapan prinsip Environment, Social, Governance (ESG) di sektor pertambangan bukan sekadar jargon global, melainkan arah kebijakan konkret yang sedang dibangun Kutim. ESG akan menuntun industri tambang tidak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan kesejahteraan berkelanjutan bagi masyarakat.
“ESG diharapkan menjadi panduan nyata perusahaan tambang agar bertanggung jawab terhadap lingkungan, berpihak kepada masyarakat, dan beroperasi dengan tata kelola yang baik. Keberlanjutan ekonomi dan lingkungan di wilayah tambang harus dimulai ketika tambang masih berjalan, bukan setelahnya,” tegasnya.
Ia tak mau nasib Kutim seperti wilayah tambang lain di Tanah Air. Ia menyinggung bagaimana Kecamatan Loa Kulu dan Sanga-Sanga di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang dahulu bergeliat dengan aktivitas tambang, kini hanya menyisakan lubang dan kenangan. Ekonomi masyarakat stagnan, lahan-lahan bekas tambang sulit dimanfaatkan kembali.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI Tri Winarno yang hadir secara daring, mengapresiasi langkah strategis Kutim menerapkan ESG. Ia menilai, inisiatif daerah seperti ini penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan.
“Penerapan ESG akan meningkatkan efisiensi, transparansi, serta partisipasi masyarakat lokal dalam rantai nilai pertambangan. Kutai Timur menjadi contoh daerah yang berpikir jauh ke depan,” ujarnya.
(ADV/ProkopimKutim/D)