SANGATTA – Dari 4.000 pendaftar, hanya 28 yang berhasil menembus seleksi ketat Program Apprentice Electrician Batch I Tahun 2024–2025 di PT Kaltim Prima Coal (KPC). Selama enam bulan, mereka menimba ilmu dan pengalaman, siap menjadi tenaga listrik muda yang andal di Kutai Timur (Kutim). Penutupan program yang berlangsung khidmat di J23 Wisma Prima, Sangatta, menjadi momen apresiasi bagi semangat dan dedikasi para peserta.
General Manager Mining Operation Division (MOD) KPC, Muhammad Raizal, menyerahkan sertifikat secara simbolis kepada tiga perwakilan, Rian Agung Hendarto, Rezaldi, dan Muhammad Ridho Rahmansyah. “Program ini adalah bukti nyata KPC dalam memberdayakan masyarakat Kutim. Kami ingin pemuda dan pelajar di sini memiliki keterampilan yang mumpuni di bidang tenaga listrik,” tutur Raizal dalam sambutannya.
Seleksi program memang ketat. Hanya lulusan sekolah dengan KTP Kutim yang bisa mendaftar. Dari ribuan pendaftar, 28 peserta terpilih menjalani pelatihan teori selama dua bulan, kemudian empat bulan On Job Training (OJT) di workshop KPC dan kontraktor. “Selamat kepada seluruh peserta. Semoga ilmu yang didapat menjadi bekal berkarier, khususnya di Kutim, yang kebutuhan tenaga listriknya sangat tinggi,” tambah Raizal.
Di antara peserta, Muhammad Ridho Rahmansyah menyampaikan rasa syukurnya. “Ini modal sekaligus ‘senjata’ kami saat melamar pekerjaan. Kami percaya diri dengan kemampuan yang diperoleh dan siap bersaing di perusahaan impian,” ucapnya.
Program ini mendapat dukungan pemerintah daerah sejak awal. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kutim, Roma Malau, mewakili Bupati saat pembukaan program pada 9 Desember 2024. Ia menekankan bahwa program ini menjadi bukti kepedulian KPC terhadap peningkatan kualitas SDM lokal. “Apresiasi tinggi untuk KPC yang peduli pada pendidikan dan SDM anak-anak Kutim. Raihlah masa depanmu dan bangun daerah ini,” tandas Roma.
Tak hanya pemerintah, dukungan juga datang dari manajemen KPC. GM External Affairs and Sustainable Development (ESD), Wawan Setiawan, melalui Manager Community Empowerment Nanang Supriyadi, menegaskan bahwa program ini termasuk dalam tujuh program prioritas CSR perusahaan. “Dengan berakhirnya program, diharapkan lulusan memiliki keterampilan siap pakai. Ini kontribusi nyata KPC dalam membangun masyarakat Kutim, khususnya di bidang ketenagakerjaan,” jelas Nanang.
Seremoni penutupan juga dihadiri perwakilan Disnakertrans Kutim, Muhammad Titu dan Sasni Rais, perwakilan BLKI Mandiri Sangatta, Sam Ani, serta jajaran manajemen KPC. Dari ruang kelas ke bengkel praktik, hingga panggung seremonial penuh harapan, perjalanan para peserta menutup satu siklus pembelajaran. (ADV/ProkopimKutim/D)