MUARA ANCALONG – Lamin Datun, rumah adat kebanggaan masyarakat Muara Ancalong, kembali berdiri dengan megah setelah melalui proses rehabilitasi. Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman meresmikan bangunan tersebut dalam perjalanan menuju peresmian Balai Desa Kelinjau Ilir.
Bangunan adat yang berdiri sejak 1901 itu merupakan pusat kehidupan budaya masyarakat Kelinjau Ilir. Selama puluhan tahun, Lamin Datun menjadi saksi berlangsungnya ritual adat, musyawarah kampung, hingga pertunjukan seni tradisional. Kehadirannya tidak hanya mewakili nilai sejarah, tetapi juga identitas dan kebanggaan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Ardiansyah menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya di tengah gempuran modernisasi. “Lamin Datun ini bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga ruang hidup budaya yang harus terus dijaga. Setelah direnovasi, semoga bisa menjadi pusat kegiatan masyarakat sekaligus ikon kebudayaan Muara Ancalong,” tuturnya.
Rehabilitasi Lamin Datun menjadi bukti nyata gotong royong warga. Tiang-tiang utama hingga ukiran motif pada bangunan tersebut dibuat oleh perwakilan pengrajin dari enam desa: Long Tesak, Long Lees, Mekar Baru, Rantau Sentosa, Long Pejeng, dan Gemar Baru. Setiap ukiran memuat filosofi persatuan serta nilai-nilai adat yang diwariskan turun-temurun.
Pemulihan Lamin Datun tidak hanya bertujuan merawat bangunan bersejarah, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat. Dengan tampilan yang lebih kokoh dan representatif, Lamin Datun kini kembali menjadi ruang berkumpul, pusat kegiatan budaya, serta sarana edukasi generasi muda mengenai tradisi leluhur.
Bupati Kutim menegaskan, peresmian Lamin Datun menunjukkan perhatian besar Pemkab Kutim terhadap pelestarian budaya sebagai bagian dari pembangunan daerah yang berkelanjutan. (ADV/ProkopimKutim/D)