RANTAU PULUNG – Dalam suasana hangat di Desa Pulung Sari, Kecamatan Rantau Pulung, Bunda PAUD Kutai Timur, Hj Siti Robiah Ardiansyah Sulaiman, kembali mengingatkan pentingnya menanamkan pendidikan karakter sejak usia dini. Pesan tersebut ia sampaikan saat peresmian Kantor Desa, Balai Desa, dan PAUD Tunas Harapan, yang menjadi fasilitas pendidikan baru bagi warga setempat.
Menurut Siti Robiah, percepatan teknologi digital dan interaksi sosial yang semakin terbuka membawa dampak besar bagi perkembangan anak-anak di daerah. Ketimpangan akses pendidikan antara desa dan kota, rendahnya literasi digital, serta tantangan menjaga nilai-nilai moral menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.
“Sebagai Bunda PAUD Kutim, saya terus mendorong agar peningkatan kompetensi pendidik dan penguatan sarana belajar dapat berjalan konsisten. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan daerah,” ucapnya di hadapan warga dan perangkat desa.
Tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah memberikan pelatihan peningkatan kompetensi kepada sekitar 500 guru PAUD. Selain itu, sejumlah PAUD terakreditasi memperoleh perangkat smart TV sebagai penunjang pembelajaran berbasis teknologi. Langkah ini, menurut Siti Robiah, menjadi bagian dari upaya pemerataan kualitas pendidikan, terutama bagi anak-anak yang tinggal di wilayah pedalaman.
“Dalam aktivitas PAUD, nilai kejujuran, empati, disiplin, dan gotong royong harus hadir dalam kegiatan sehari-hari,” tambahnya.
Pendidikan karakter menjadi kunci pembentukan pondasi dasar anak. Pada masa usia dini, proses perkembangan otak berjalan sangat cepat, sehingga rangsangan yang tepat akan berdampak besar bagi pembentukan kepribadian. Bagi wilayah pedalaman, pendidikan karakter memiliki peran strategis bukan hanya untuk membentuk sikap, tetapi juga untuk membuka peluang daya saing. Anak-anak yang bertumbuh dengan nilai tanggung jawab, kemampuan bekerja sama, dan kepercayaan diri akan lebih siap menghadapi perubahan di masa depan.
Selain itu, pendidikan karakter di pedalaman membantu anak-anak mengenali identitas lokal tanpa menutup diri dari kemajuan global. Pembelajaran berbasis cerita rakyat, permainan tradisional, dan kegiatan gotong royong dapat dikombinasikan dengan literasi teknologi sederhana. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi mampu memahami nilai kebudayaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat desa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Mulyono, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memperluas akses PAUD. Ia menyebutkan bahwa target pemerintah adalah menghadirkan lembaga PAUD di setiap desa sehingga seluruh anak memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan dasar yang memadai.
Peresmian PAUD Tunas Harapan pun menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mempersiapkan generasi masa depan yang kuat, berkarakter, dan mampu bersaing tanpa kehilangan akar budaya. (ADV/ProkopimKutim/D)