SANGATTA — Penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk memastikan arah pembangunan lima tahun ke depan jelas dan terukur. Dokumen ini menjadi panduan bagi seluruh perangkat daerah agar program kerja selaras dengan visi-misi kepala daerah.
Pertemuan teknis terkait Renstra digelar di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, dengan narasumber Perencana Ahli Utama Bappenas RI, Supriadi. Ia menekankan pentingnya ketepatan waktu penyusunan dan kesesuaian antara Renstra PD dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
“Renstra yang tepat waktu memastikan program kerja sesuai RPJMD, sekaligus menjadi dasar akuntabilitas dan efisiensi anggaran,” ujar Supriadi.
Tahapan penyusunan Renstra dimulai dari pembentukan tim di setiap perangkat daerah, dilanjutkan analisis kondisi internal dan eksternal, identifikasi isu strategis, serta perumusan tujuan dan indikator kinerja yang selaras dengan RPJMD. Dokumen ini juga harus disinkronkan dengan Bappeda sebelum melalui konsultasi publik dan verifikasi, kemudian disahkan oleh kepala perangkat daerah.
Supriadi menekankan konsekuensi dari keterlambatan atau ketidaktepatan penyusunan Renstra. Program kerja dapat menjadi tidak nyambung dengan RPJMD, kinerja sulit diukur, dan laporan akuntabilitas terganggu.
“Tanpa Renstra, arah pembangunan bisa kabur,” tegasnya.
Selain itu, Renstra berfungsi menjaga kesinambungan pembangunan meski terjadi pergantian kepemimpinan. Selama berbasis data dan kebijakan strategis, dokumen ini memastikan program tetap berjalan sesuai target.
“Renstra adalah warisan kebijakan yang menjamin pembangunan tidak terhenti saat ada transisi kepemimpinan,” jelas Supriadi.
Pemerintah Kutim menegaskan bahwa Renstra harus menjadi instrumen strategis untuk menata pembangunan daerah. Dokumen ini menjadi kompas bagi perangkat daerah agar program tidak tumpang tindih dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.
“Jika disusun dengan tepat, Renstra membuka jalan bagi pembangunan yang efektif dan berkelanjutan,” kunci Supriadi. (ADV/ProkopimKutim/D)
