Peneliti BRIN sebut kerang abalone di Gunungkidul kaya protein dan omega

diadmin

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwi Eny Djoko Setyono mengatakan daging kerang abalone di pantai Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memiliki kandungan protein yang tinggi serta kaya omega.

Dari tujuh spesies abalone yang tersebar di Indonesia, empat di antaranya berada di Gunungkidul, yaitu Haliotis asininaHaliotis squamataHaliotis varia, dan Haliotis ovina.

Menurut Djoko, garis pantai yang panjang menawarkan ekologi bagus dalam mendukung pertumbuhan abalone. Berdasarkan hasil analisis kandungan gizinya, diketahui pada 100 gram daging abalone terdapat sekitar 20 gram protein sehingga baik untuk kesehatan.

Selain itu, abalone juga kaya omega 3 dan 6 yang baik untuk jantung, serta mineral lengkap seperti kalsium, fosfor, dan zat besi yang mendukung kekuatan tulang. “Kandungan lemak abalone sangat rendah, hanya 0,1 gram dan hampir tanpa kolesterol,” katanya di laman BRIN, Kamis, 4 September 2025.

Djoko menambahkan bahwa daging abalone juga mengandung vitamin A, B12, dan E, yang dapat mendukung kesehatan mata, saraf, dan kulit. Vitamin E yang tinggi berkontribusi pada kesehatan kulit dan perlindungan terhadap radikal bebas. Sementara seng meningkatkan antibodi tubuh.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kata Djoko, isi perut kerang abalone mengandung enzim bermanfaat, sementara lendirnya memiliki sifat anti-peradangan dan anti-pembengkakan. Temuan itu membuka peluang pengembangan obat-obatan inovatif dan produk kosmetik anti-aging atau penuaan.

Abalone, menurutnya, bernilai aset strategis untuk sektor pangan, kesehatan, dan industri kreatif karena bernilai ekonomi tinggi dan kandungan gizi luar biasa. Namun begitu, budi daya abalone di Gunungkidul menghadapi tantangan yang signifikan karena gelombang laut cukup tinggi khas pesisir selatan Pulau Jawa yang menyulitkan pencarian lokasi budi daya.

Saat ini, kata Djoko, nelayan hanya bisa menangkap abalone saat air laut mengalami surut yang panjang, yaitu saat purnama dan bulan gelap. “Sehingga pasokan abalone sebagai bahan kuliner di Gunungkidul tidak konsisten,” ujarnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, dia mengusulkan solusi berbasis keberlanjutan, seperti menebarkan benih sebanyak mungkin, lalu mengatur regulasi agar nelayan hanya menangkap abalone yang ukuran panjang cangkangnya lebih dari 5 sentimeter. Alasannya, karena pada ukuran itu, abalone sudah bertelur dan berkontribusi terhadap proses regenerasi populasi di alam.

Sumber: https://www.tempo.co/sains/peneliti-brin-sebut-kerang-abalone-di-gunungkidul-kaya-protein-dan-omega-2066944
Share This Article
Follow:
Dexter Dispatch is the go-to journalist for breaking news stories. With a nose for sniffing out the latest developments, he delivers real-time updates to News World's audience. Dexter's ability to report swiftly without compromising accuracy makes him an invaluable asset to the newsroom.
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *