SANGATTA – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sepanjang 2024 memfokuskan kerja pada 26 kategori masalah sosial yang tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Kategori tersebut mencakup penyandang disabilitas, lansia terlantar, anak yatim dan piatu, anak jalanan, korban kekerasan, penyandang masalah napza, gelandangan, pengemis, hingga keluarga miskin yang rentan jatuh semakin dalam ke jurang kemiskinan.
Seluruh penanganan dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan yang tidak hanya menyasar bantuan sesaat, tetapi juga menyentuh aspek kemandirian dan pemulihan sosial masyarakat.
Kepala Dinas Sosial Kutai Timur, Ernata Hadi Sujito, menegaskan bahwa penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan tanggung jawab bersama yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) instansi. Ia menekankan, seluruh program dijalankan secara konsisten dari awal hingga akhir tahun. “Kita tangani secara bersama-sama karena memang itu tupoksi Dinas Sosial,” ujar Ernata.
Dinsos Kutim mendorong agar intervensi sosial tidak dilakukan secara insidental, melainkan menjadi program yang terencana, mulai dari pendataan, asesmen, penyaluran bantuan, pendampingan, hingga evaluasi. Dengan strategi ini, diharapkan setiap penerima manfaat tidak hanya mendapatkan bantuan, tetapi juga peluang untuk memperbaiki kualitas hidupnya.
Menurutnya, pendekatan yang dilakukan harus bersifat berkelanjutan, tidak hanya insidental, guna memastikan hasil yang berdampak jangka panjang. Dengan strategi ini, Dinsos Kutim berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Melalui pelaksanaan program yang terintegrasi dan berkesinambungan, Dinsos Kutim berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjawab berbagai tantangan sosial yang dihadapi warga Kutim. (ADV)
