Pelestarian Budaya Lokal Jadi Sorotan di HUT ke-26 Kutim

diadmin
290 Views
2 Min Read

Kutai Timur – Semangat melestarikan budaya lokal menjadi sorotan utama dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Pemkab Kutim menghadirkan ajang kreativitas melalui tiga lomba bernuansa kearifan lokal sekaligus: Lomba Cipta Lagu Daerah, Seni Tutur Jenaka “Ngelaboh”, dan Cipta Motif Batik Kutim.

Ketua Panitia HUT ke-26 Kutim, Trisno, mengatakan kegiatan ini bertujuan menggali potensi seni, memperkuat identitas daerah, dan menumbuhkan kebanggaan masyarakat terhadap budaya sendiri. “Kami ingin peringatan HUT Kutim lebih dari sekadar pesta. Melalui musik, seni tutur, dan batik, masyarakat dapat menunjukkan kreativitas lokal Kutim yang tak kalah dengan daerah lain,” ujar Trisno.

Ketiga lomba mengusung tema besar “Kutai Timur Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing.” Tema ini diterjemahkan dalam nada dan lirik lagu, cerita jenaka, hingga motif batik. Untuk Lomba Cipta Lagu Daerah, peserta diwajibkan menggunakan bahasa Kutai atau Dayak dengan lirik yang memuat nilai budaya, alam, dan semangat pembangunan. 

Lagu orisinal berdurasi maksimal lima menit dikirim ke panitia paling lambat 17 Oktober 2025. Karya terbaik akan menjadi lagu resmi HUT Kutim ke-26 dan dipentaskan di Gedung Serbaguna Bukit Pelangi, Sangatta.

Sementara itu, lomba Seni Tutur Jenaka “Ngelaboh” menghadirkan tradisi tutur khas Kutai Hulu dalam format stand-up comedy dengan pesan moral dan kritik sosial. “Ngelaboh bukan sekadar lucu-lucuan. Di situ ada refleksi, kritik santun, dan kearifan lokal,” kata Trisno.

Lomba Cipta Motif Batik Kutai Timur menantang peserta menciptakan motif yang merepresentasikan karakter daerah. Motif pemenang akan menjadi Motif Batik Resmi Kutim 2025 dan diprioritaskan dipatenkan oleh Pemkab.

Seluruh lomba juga berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif daerah. Hadiah mencapai Rp21 juta untuk lomba lagu dan batik, serta Rp14 juta untuk lomba Ngelaboh. Pemenang diumumkan 23 Oktober dan hadiah diserahkan pada puncak HUT Kutim ke-26 tanggal 26 Oktober 2025.

“Kami berharap kegiatan ini lahirkan seniman, desainer, dan pelaku budaya baru dari Kutai Timur. Budaya lokal adalah identitas kita,” pungkas Trisno. (ADV)

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *