Kemasan Cerdas Dongkrak Daya Saing, UMKM Kutim Didorong Bangun Brand yang Kuat

diadmin
363 Views
3 Min Read

SANGATTA – Identitas merek menjadi faktor penentu daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di era digital. Hal itulah yang mengemuka dalam Workshop Strategi dan Inovasi Branding untuk UMKM yang digelar Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Kutai Timur (Kutim) di Ruang Tempudau, Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, Sangatta. Sebanyak 50 pelaku UMKM dari berbagai kecamatan mengikuti kegiatan yang menghadirkan praktisi branding dan konsultan perlindungan merek.

Dalam sambutan pembuka, Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Keuangan, Dr. Sulastin, menilai branding menjadi aspek yang selama ini terabaikan oleh banyak pelaku usaha. “Produk UMKM Kutai Timur dari sisi rasa tidak kalah dengan produk luar. Yang sering membuat kita kalah adalah kemasan dan cara membangun merek,” ujarnya.

Menurut Sulastin, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi peluang besar bagi UMKM untuk mengembangkan pasar. Namun kesempatan itu hanya dapat dioptimalkan bila produk memiliki identitas kuat, kemasan kompetitif, dan narasi yang menarik bagi pembeli.

“Digitalisasi membuka akses pasar yang luas dengan biaya rendah. Branding adalah kunci agar UMKM bisa bersaing,” katanya.

Materi utama disampaikan CEO Mebiso Indonesia, Hesti Rosa. Ia menekankan bahwa branding bukan sebatas logo atau tampilan kemasan. Identitas merek, kata Hesti, terdiri dari konsistensi visual, gaya komunikasi, cerita yang melekat pada produk, serta perlindungan hukum atas merek dagang.

“Tanpa brand yang kuat, produk mudah dilupakan bahkan bisa diklaim pihak lain. Branding bukan kosmetik bisnis, tapi pondasi,” ujar Hesti. Ia mencontohkan sejumlah kasus produk lokal yang kehilangan hak mereknya akibat tidak mendaftarkan merek dagang secara resmi.

Mebiso, melalui integrasi kecerdasan buatan, menawarkan sistem pendaftaran dan pemantauan merek yang lebih cepat dan terjangkau. Hesti berharap kemudahan itu mendorong lebih banyak UMKM memandang perlindungan merek sebagai bagian penting strategi usaha.

“Tujuannya agar pelaku UMKM fokus mengembangkan produk dan pemasaran, sementara legalitas brand ditangani sistem yang lebih efisien,” tambahnya.

Ketua TDA Kutim, Muhammad Ali, menyebut kegiatan ini bagian dari misi komunitas untuk memperkuat kapasitas pelaku usaha di daerah. Ia menegaskan nilai dasar TDA harus tercermin dalam penguatan ekosistem UMKM. “Tidak boleh ada yang tertinggal. Semua pelaku usaha harus berkembang,” katanya.

Menurut Ali, branding yang kuat akan membantu produk Kutim menembus pasar lebih luas, termasuk rantai pasok ekonomi IKN yang terus berkembang. “Kami ingin UMKM Kutim menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu berkompetisi di pasar nasional,” ujarnya. (ADV/ProkopimKutim/D)

 

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *