MUARA ANCALING — “Koperasi yang dikelola dengan benar tidak hanya menguatkan ekonomi rumah tangga, tetapi juga menjaga kemandirian desa,” ujar Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Perkebunan Sawit Rukmana Sari Tahun Buku 2024 di Alun-alun Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong.
Pernyataan itu disampaikan di hadapan ratusan anggota koperasi yang hadir memenuhi area pertemuan. RAT tahun ini mencatat tingkat partisipasi 58,7 persen dari total 1.956 anggota, angka yang dinilai mencerminkan kuatnya keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan ekonomi di tingkat desa.
Ardiansyah menyebut RAT sebagai momen penting bagi anggota untuk menilai kinerja pengurus dan menetapkan arah pengembangan koperasi. Menurut dia, koperasi sawit seperti Rukmana Sari dapat menjadi instrumen strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat, terutama pada masa harga komoditas berfluktuasi.
“Kekuatan koperasi ada pada kebersamaan. Selama sistemnya berjalan, manfaatnya kembali ke anggota,” ujarnya.
Pandangan tersebut sejalan dengan kajian dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara, Sangatta, Erwin Febrian Syuhada. Dalam penelitiannya mengenai ekonomi syariah, Erwin menegaskan bahwa koperasi idealnya dijalankan melalui tiga prinsip utama: pengelolaan profesional, transparansi keuangan, dan partisipasi aktif anggota.
“Koperasi bukan hanya badan usaha, tetapi institusi sosial yang memerlukan disiplin tata kelola,” ujarnya.
Ia juga menilai koperasi berperan sebagai penyangga ekonomi lokal. Melalui mekanisme simpan pinjam, pemasaran bersama, dan pengelolaan hasil produksi, koperasi mampu menekan biaya transaksi anggota sekaligus meningkatkan posisi tawar petani kecil. “Ketika koperasi dikelola dengan akuntabel, ia menjadi penyeimbang kekuatan pasar yang sering tidak berpihak kepada petani.”
Di hadapan peserta RAT, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kutim Teguh Budi Santoso menyampaikan Rukmana Sari telah menunjukkan tanda-tanda kematangan kelembagaan. Indikatornya terlihat dari pelaporan keuangan yang dinilai terbuka, kegiatan usaha yang berjalan, hingga kehadiran anggota yang stabil setiap tahun. Ia berharap koperasi bisa melangkah ke hilirisasi agar nilai tambah sawit tetap berada di wilayah desa.
RAT kali ini juga memilih Darli sebagai Ketua Koperasi Rukmana Sari periode 2025–2030. Dalam pidatonya, ia berkomitmen memperkuat transparansi, meningkatkan kapasitas pengurus, serta memperluas diversifikasi usaha, termasuk rencana pengolahan turunan sawit dan pemanfaatan platform digital untuk pemasaran.
Dari Muara Ancalong, RAT Rukmana Sari memperlihatkan bahwa koperasi tetap relevan sebagai model ekonomi rakyat yang bertumpu pada solidaritas dan tata kelola yang sehat. Di tengah dinamika industri sawit, koperasi menjadi jembatan penting yang memastikan manfaat ekonomi tidak terputus dari tangan petani.
(ADV/ProkopimKutim/D)