SANGATTA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mendorong pengembangan sekolah-sekolah berbasis agama Islam sebagai role model pendidikan di daerah.
Komitmen tersebut disampaikan Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, saat membuka kegiatan Talk Show Serba-Serbi Mondok Santri dan Jejak Peradaban Islam yang digelar di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Kutim.
Mulyono mengatakan, pemerintah melihat potensi besar sekolah berlandaskan Islam, terutama yang berada di bawah organisasi Muhammadiyah dan NU, untuk menjadi contoh pendidikan yang maju, modern, dan sistematis. Karena itu, Pemkab Kutim merumuskan konsep menjadikan sekolah berbasis Islam sebagai model yang dapat diadopsi sekolah lainnya.
“Kita punya konsep bagaimana sekolah-sekolah yang mempunyai basis agama Islam harus bisa dijadikan sebagai contoh atau model,” ungkap Mulyono.
Untuk mendukung hal tersebut, Disdikbud Kutim meminta pengurus Muhammadiyah menyusun master plan pembangunan, yang nantinya menjadi pedoman penyempurnaan fasilitas sekolah. Pengembangan MBS Muhammadiyah sendiri telah berjalan sejak peletakan batu pertama tahun lalu. Anggaran Tahap I sebesar Rp 1,8 miliar telah direalisasikan, dan kini pembangunan memasuki Tahap II.
Mulyono menegaskan bahwa jika diberi kesempatan melanjutkan kepemimpinan selama dua tahun ke depan, penyelesaian pembangunan berdasarkan master plan tersebut menjadi prioritasnya. Ia menargetkan MBS Putra dan Putri dapat menjadi sekolah berasrama terbaik di Kutim.
“Disdikbud berkomitmen untuk meneruskan pembangunan MBS agar fasilitas mondok anak-anak kita lebih representatif dan lebih baik,” jelasnya.
Mulyono juga meminta pengurus Muhammadiyah untuk aktif berkoordinasi dengan Disdikbud agar seluruh rencana pengembangan dapat berjalan sesuai tahapan. (ADV/ProkopimKutim/D)