Gerakan Literasi Daerah Mendesak Diperkuat

diadmin
317 Views
2 Min Read

Sangatta -“Literasi itu bukan tambahan, tetapi fondasi,” ujar seorang pegiat membaca dalam sebuah diskusi komunitas di Sangatta. Pernyataan tersebut menggambarkan situasi yang dihadapi banyak daerah: kebutuhan memperkuat kemampuan membaca, memahami informasi, serta menggunakan pengetahuan secara kritis di tengah banjir konten digital.

Upaya peningkatan literasi kini tidak hanya bertumpu pada sekolah. Pemerintah daerah mulai meninjau kembali kebijakan perpustakaan, akses buku, hingga kegiatan pembelajaran di ruang publik. Komunitas literasi pun hadir sebagai katalis, mengisi celah yang belum mampu dijangkau institusi formal. Tantangan yang kerap muncul adalah ketersediaan fasilitas, keberlanjutan program, serta minimnya pendamping yang terlatih. Karena itu, kolaborasi antarpihak menjadi prasyarat agar gerakan literasi bergerak teratur dan tidak berhenti setelah kegiatan seremonial.

Pentingnya literasi mencakup banyak dimensi. Di lingkungan pendidikan, kemampuan memahami teks berpengaruh langsung pada capaian belajar. Pada aspek sosial, literasi memperkuat daya tahan masyarakat terhadap informasi yang menyesatkan. Sementara dalam konteks ekonomi, tenaga kerja dengan kemampuan analitis lebih mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tuntutan pekerjaan baru.

Sejumlah daerah mulai membuktikan bahwa investasi pada literasi menghasilkan dampak jangka panjang. Pojok baca di fasilitas umum, pelatihan literasi digital, hingga penguatan ekosistem perpustakaan desa menunjukkan bahwa akses terhadap bahan bacaan dapat memperbaiki kualitas interaksi warga dengan informasi.

Ke depan, perhatian tidak hanya diarahkan pada ketersediaan buku, tetapi juga pada pembangunan lingkungan yang membuat warga terbiasa membaca dan berdiskusi. Pemerintah, sekolah, dan komunitas perlu menyiapkan strategi yang menyentuh keluarga sebagai unit pembelajaran paling awal. Dengan menempatkan literasi sebagai praktik sehari-hari, daerah dapat membentuk masyarakat yang lebih kritis, tahan terhadap arus disinformasi, dan mampu berpartisipasi lebih baik dalam proses pembangunan.  (ADV/ProkopimKutim/D)

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *