SANGATTA – Harapan puluhan warga korban kebakaran di Kecamatan Batu Ampar, Kutai Timur (Kutim), mulai menemukan kepastian. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim memastikan bantuan relokasi dan renovasi rumah bagi 77 keluarga terdampak segera direalisasikan, menyusul finalisasi daftar penerima bantuan dalam rapat yang digelar di Ruang Arau, Kantor Bupati Kutim.
Rapat dipimpin Wakil Bupati Kutim H. Mahyunadi dan dihadiri sejumlah pejabat terkait, antara lain Plt Kepala Bappeda Noviari Noor, Kepala BPBD Kutim Sulastin, Camat Batu Ampar Suriansyah, serta perwakilan Disperkim dan Bagian Hukum Setkab Kutim.
Mahyunadi menegaskan bahwa program ini merupakan bukti komitmen pemerintah daerah untuk memulihkan kehidupan warga yang kehilangan tempat tinggal. “Tadi kita sudah rapatkan nama-nama yang berhak menerima bantuan relokasi dan renovasi rumahnya. Ada 77 rumah yang sudah terverifikasi dan memang layak menerima bantuan,” ujarnya. “Insya Allah tahun ini kita bangun. Anggarannya sudah disiapkan di APBD Perubahan 2025.”
Mahyunadi menambahkan, bantuan ini dipastikan bukan sekadar janji. Menurutnya, anggaran pembangunan rumah tersebut telah dialokasikan dalam APBD Perubahan tahun 2025. Meski demikian, ia mengingatkan agar seluruh tahapan penyaluran bantuan dilakukan secara cermat. Pemerintah daerah tidak ingin proses ini menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari. Karena itu, setiap dokumen dan persyaratan diminta disiapkan secara matang.
Sementara itu, Kepala BPBD Kutim Sulastin menambahkan, koordinasi antarperangkat daerah terus dilakukan untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan lancar dan tepat sasaran. “Data yang digunakan merupakan hasil verifikasi di lapangan,” ujarnya.
Kebakaran yang melanda Desa Batu Timbau dan Batu Timbau Ulu terjadi beberapa bulan lalu. Api diduga berasal dari korsleting listrik di salah satu rumah warga. Dalam waktu singkat, kobaran api merembet ke rumah-rumah lain yang sebagian besar berbahan kayu. Puluhan kepala keluarga terpaksa menyelamatkan diri tanpa sempat membawa barang berharga. Sebanyak 77 rumah dilaporkan rata dengan tanah.
Sejak kejadian itu, warga tinggal sementara di rumah kerabat atau bangunan darurat yang disediakan pemerintah desa. Bantuan makanan, pakaian, dan tenda sempat disalurkan, namun kebutuhan hunian tetap menjadi persoalan utama. (ADV/ProkopimKutim/D)