SANGATTA ā Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Timur (Kutim) menggandeng Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda untuk memperkuat tata kelola lingkungan melalui Focus Group Discussion (FGD) Tahap II. Kegiatan ini berlangsung di Pelangi Room, Hotel Royal Victoria, dan menjadi bagian dari penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (RIP KEHATI).
FGD diikuti 55 peserta dari pemerintah kabupaten, akademisi, pemerintah kecamatan, hingga pelaku pembangunan. Target penyusunan RIP KEHATI adalah empat bulan, dengan output berupa dokumen yang memuat database dan master plan pengelolaan keanekaragaman hayati.
“Kami butuh masukan dari berbagai pihak agar dokumen induk ini tersusun optimal dan dapat menjadi acuan bersama dalam tata kelola lingkungan,” ungkap Kepala DLH Kutim sekaligus Ketua Panitia FGD, Aji Widhaya Effendi.
FGD dilakukan bersama Pusat Studi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (PSLH-SDA) LP2M Unmul dengan tujuan menghimpun masukan lintas sektor agar draf RIP KEHATI lebih komprehensif dan aplikatif. RIP KEHATI akan menjadi dokumen kerangka lima tahun yang menyatukan perencanaan pengelolaan sumber daya hayati.
“Dokumen ini akan memberi arahan agar pengelolaan berjalan terstruktur, terarah, dan efisien, serta memastikan keberlanjutan ekosistem Kutim,” urai Aji.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim, Noviari Noor, yang membuka FGD, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan mengelola keanekaragaman hayati sesuai amanat peraturan nasional.
“RIP KEHATI ini diharapkan menjadi pedoman pengelolaan keanekaragaman hayati yang terpadu, termasuk bagi sektor swasta, sesuai Instruksi Presiden,” ujar Noviari.
Ia menekankan dokumen tersebut nantinya menjadi dasar integrasi pembangunan berkelanjutan, dari infrastruktur hingga kegiatan masyarakat yang bersentuhan langsung dengan keanekaragaman hayati. (ADV/ProkopimKutim/D)