SANGATTA – PT Kaltim Prima Coal (KPC) kembali mengukuhkan komitmennya pada program tanggung jawab sosial perusahaan melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH) untuk 204 siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Sangatta Utara. Pelatihan yang berlangsung di J-4 Prima Camp itu menyasar lima jurusan keahlian dan dirancang untuk memperkuat pemahaman pelajar terhadap standar keselamatan industri tambang.
Kegiatan digelar dengan dukungan para pelatih dari Mining Operation Division (MOD) KPC, serta tim External Affairs and Sustainable Development Division (ESD) dan Health Safety Environment & Security (HSES). Delapan kelompok pelatihan dibentuk agar materi dapat tersampaikan lebih efektif, sekaligus menekankan bahwa program ini bukan sekadar langkah administratif sebelum praktik kerja lapangan, melainkan pembentukan pola pikir keselamatan sejak dini.
“Ini bekal awal agar siswa memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja sebelum praktik kerja industri,” ujar Febriana Kurniasari, Superintendent CHE KPC didampingi Supervisor CHE, Susi Apriatin.
Febriana menegaskan, pembinaan K3LH bagi pelajar merupakan bagian dari kontribusi perusahaan dalam menyiapkan tenaga kerja muda yang disiplin, tangguh, dan berkarakter industri. Menurutnya, pendidikan keselamatan harus ditanamkan jauh sebelum siswa memasuki lingkungan kerja yang memiliki risiko tinggi seperti pertambangan.
Pihak sekolah menyebut pelatihan ini telah berlangsung rutin sejak 2018 dan terus memberi hasil positif. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri dan Kemasyarakatan, Ahmad Natsir, mengatakan kerja sama tersebut memudahkan siswa beradaptasi saat mengikuti praktik kerja di KPC maupun perusahaan mitra.
“Alhamdulillah, kegiatan ini kembali digelar. Kami berharap pelatihan ini bisa memudahkan siswa saat praktik kerja di bawah naungan KPC atau mitra kontraktornya,” ujarnya. Ia menambahkan, pemahaman soal keselamatan adalah modal mutlak untuk menghadapi dunia kerja yang menuntut ketelitian.
Respons serupa datang dari peserta. Muhammad Jefri Prabowo, salah satu siswa, menilai pelatihan ini memperluas wawasannya tentang aturan dan prosedur kerja. “Kami belajar dasar-dasar K3LH dan banyak hal soal aturan kerja. Harapannya, saat praktik nanti bisa lebih aman dan tidak ceroboh,” katanya.
Selama enam tahun berjalan, program Bimtek K3LH ini terus dielaborasi agar tidak berhenti pada penyampaian teori. Siswa diajak memahami simulasi dan praktik lapangan, mulai dari standar keselamatan dasar hingga cara bersikap di area kerja.
Dengan pendekatan tersebut, KPC menargetkan para peserta tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga matang dalam hal mental dan kedisiplinan. Di tengah meningkatnya tuntutan kualitas tenaga kerja, langkah KPC menunjukkan peran strategis sektor industri dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia di daerah. ((ADV/ProkopimKutim/D)