SAMARINDA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali memprioritaskan penguatan layanan sosial berbasis komunitas dengan meningkatkan kapasitas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Dalam pelatihan yang digelar di Hotel Aston Samarinda, 16 TKSK dari seluruh kecamatan dibekali keterampilan baru untuk meningkatkan respons terhadap berbagai persoalan sosial di akar rumput.
Pelatihan ini dianggap strategis karena TKSK selama ini menjadi ujung tombak yang berhadapan langsung dengan warga yang mengalami kesulitan hidup. Mereka bertugas memetakan masalah, menyalurkan bantuan, dan memastikan program perlindungan sosial tepat sasaran.
Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono yang hadir dalam kegiatan itu menegaskan pentingnya peran TKSK sebagai “penjaga depan” negara di tingkat kecamatan. Ia menekankan perlunya pendekatan aktif, bukan menunggu laporan.
“Jangan menunggu bola jika jadi TKSK. Harus proaktif, turun langsung menanyakan apa saja permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat,” ujarnya.
Menurut Poniso, kemampuan teknis saja tidak cukup. TKSK perlu memiliki empati dan pendekatan humanis dalam merangkul masyarakat yang rentan. “Merangkul lebih penting daripada menunggu disapa,” katanya.
Ia juga mengingatkan kebutuhan untuk menguasai pelaporan berbasis aplikasi E-PSKS sebagai bagian dari digitalisasi layanan sosial. “Digitalisasi bukan soal kecanggihan, tetapi kemauan untuk belajar,” tegasnya. “TKSK bukan sekadar petugas administratif, tapi penyambung lidah antara masyarakat dan pemerintah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kutim, Ernata Hadi Sujito, menyebut pelatihan ini sebagai komitmen Pemkab Kutim dalam memperkuat fondasi sistem kesejahteraan sosial.
“TKSK adalah wajah pelayanan sosial kita di kecamatan. Maka peningkatan kapasitas ini sangatlah mendesak,” jelasnya.
Pelatihan juga menjadi ruang berbagi praktik baik antarwilayah, termasuk teknik pendataan, analisis sosial, hingga fasilitasi komunitas. “Kita ingin membangun sistem kerja sosial yang responsif dan kolaboratif, demi mewujudkan kesejahteraan yang merata hingga ke pelosok,” ujar Ernata.
Dengan visi pembangunan Kutim yang menekankan ketangguhan, kemandirian, dan daya saing, penguatan TKSK menjadi investasi penting. Mereka bukan hanya petugas lapangan, tetapi agen perubahan di garis depan pelayanan sosial.* (ADV/ProkopimKutim/D)