KAUBUN – Ribuan warga Banjar berkumpul di Gedung Serba Guna Desa Bumi Rapak dalam perayaan adat Laung Kuning, sebuah momentum penting yang menandai kebangkitan budaya Banjar di Kutai Timur. Acara ini menjadi ajang besar yang memperlihatkan bagaimana tradisi tetap relevan dan mampu menarik keterlibatan generasi muda.
Dengan tema “Haram Manyarah Wala Sampai Kaputing”, acara menegaskan karakter pantang menyerah masyarakat Banjar. Pakaian adat serba kuning mendominasi ruangan, menghadirkan suasana megah yang mencerminkan nilai keberanian dan kemuliaan.
Wakil Bupati Kutai Timur, H. Mahyunadi, hadir dan mengikuti seluruh rangkaian acara. “Acara ini bukan sekadar ritual seremonial, tetapi bukti nyata cinta terhadap warisan budaya. Saya bangga dengan semangat masyarakat Banjar yang tetap teguh menjaga tradisi ini,” katanya.
Prosesi Bapalas, Baparbaik, dan Tapung Tawar menjadi momen yang paling dinantikan. Pemberian parang Lais kepada Wabup menambah kekhidmatan acara sebagai simbol restu dan amanah budaya. Ritual Tapung Tawar oleh Abah Guru Muhammad Rusli menjadi puncak yang sarat makna, dipercaya membawa berkah dan perlindungan.
Ketua Umum Laung Kuning Banjar, Abdul Somad, tak kuasa menutupi rasa harunya. “Ini adalah bukti kekompakan masyarakat Banjar. Kita bersatu untuk menjaga adat, seni, dan jati diri budaya kita,” ujarnya.
Yang paling menonjol dalam acara ini adalah hadirnya banyak generasi muda. Mereka menjadi pewaris langsung nilai-nilai budaya, belajar melalui prosesi, interaksi, dan simbol-simbol adat di panggung ritual.
Laung Kuning Banjar memastikan bahwa tradisi ini akan terus dijaga dengan cara inklusif dengan melibatkan warga dari berbagai daerah dan usia. Dengan semangat baru dari generasi muda, tradisi ini bukan sekadar warisan, tetapi aset budaya yang siap dibawa menuju masa depan. (ADV/ProkopimKutim/D)