Pertanian Terapung Jadi Terobosan Baru untuk Ketahanan Pangan Kutim

diadmin
325 Views
2 Min Read

BENGALON – Inovasi pertanian terpadu resmi diperkenalkan di Kutai Timur melalui penanaman padi terapung dan pelepasan ikan bensaian di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon. Kegiatan ini langsung diresmikan oleh Bupati Kutim H. Ardiansyah Sulaiman, menandai penerapan teknologi pertanian berbasis perairan pertama di daerah ini.

Metode pertanian apung ini menggunakan media styrofoam yang dialasi pot berisi tanah. Bibit padi ditanam di permukaan air, sementara di bawahnya ikan bensaian dilepas untuk hidup berdampingan. Sistem ini memungkinkan akar padi memberi makan alami bagi ikan, sekaligus memanfaatkan lahan berair yang selama ini tidak optimal untuk pertanian konvensional.

“Ini untuk Kutim sepertinya yang pertama dan masih berupa uji coba atau demplot. Mudah-mudahan berhasil, dan kita bisa melihat manfaatnya secara nyata,” ujar Bupati Ardiansyah dengan optimisme. Ia menambahkan, teknologi ini menjadi alternatif bagi desa dengan lahan rawa atau genangan air, sekaligus mendukung program ketahanan pangan dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Kepala Desa Tepian Langsat, Zeky Hamzah, mengapresiasi kehadiran Bupati dan menilai kegiatan ini menjadi penyemangat warga. Ia berharap program ini mendapat dukungan berkelanjutan sehingga dapat berkembang menjadi model pertanian adaptif terhadap perubahan iklim.

Bupati Ardiansyah menekankan, sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan inovasi ini. Dengan keberhasilan demplot ini, Kutai Timur berpotensi menjadi pelopor pertanian terapung di Kalimantan Timur, membuka peluang ekonomi desa yang berkelanjutan sekaligus memperkuat kemandirian pangan lokal.

“Dari Tepian Langsat, kita buktikan bahwa inovasi bisa tumbuh dari desa dan mendukung kemandirian pangan Kutim,” tutupnya.

Inovasi ini menunjukkan bahwa kreativitas pertanian tidak hanya terbatas pada lahan kering, tetapi juga bisa memanfaatkan potensi lahan basah, menjadi jawaban adaptasi terhadap tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan pertanian di daerah. (ADV/ProkopimKutim/D)

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *