SANGKULIRANG – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi melaksanakan kunjungan kerja ke Kecamatan Sangkulirang belum lama ini untuk menyerap aspirasi masyarakat pesisir sekaligus memastikan pembangunan wilayah berjalan terpadu. Kegiatan ini dimulai dengan silaturahmi di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Sangkulirang, menghadirkan tokoh masyarakat, Forkopimcam, dan para kepala desa dari 11 desa di wilayah tersebut.
Plt Camat Sangkulirang Cipto Buntoro memaparkan kebutuhan pembangunan pasar baru Sangkulirang yang diharapkan mampu menampung sekitar 450 pedagang. Pasar ini dirancang untuk menjadi pusat ekonomi yang representatif, dapat diakses melalui jalur darat maupun laut, dan didukung fasilitas infrastruktur pendukung seperti jalan, drainase, dan fasilitas publik.
“Pasar ini akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat pesisir. Dengan dukungan infrastruktur memadai, kawasan ini bisa berkembang secara terintegrasi,” jelas Cipto.
Menanggapi aspirasi tersebut, Wabup Mahyunadi menekankan komitmen pemerintah daerah untuk pembangunan berkelanjutan, termasuk kesiapan Sangkulirang sebagai calon pusat pemerintahan baru jika terjadi pemekaran wilayah. “Kita harus memastikan masyarakat tidak tertinggal dan pembangunan berjalan merata. Jika Sangkulirang menjadi ibu kota kabupaten, kita sudah siap dari sekarang,” ujar Mahyunadi.
Dalam sesi dialog terbuka, warga menyampaikan berbagai aspirasi terkait infrastruktur, pelayanan kesehatan, hingga persoalan lingkungan. Mahyunadi memastikan seluruh masukan akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pelayanan publik.
Selain itu, Mahyunadi meninjau langsung RSUD Sangkulirang, menilai fasilitas kesehatan masih perlu ditingkatkan dari segi infrastruktur dan sumber daya manusia. “Kesehatan adalah kebutuhan dasar. RSUD harus didukung agar bisa menjadi rujukan utama masyarakat pesisir,” katanya.
Kunjungan ini menjadi bukti keseriusan Pemkab Kutim dalam membangun wilayah pesisir dengan kepemimpinan yang responsif, terbuka, dan solutif. Mahyunadi menegaskan, kehadirannya bukan sekadar formalitas, melainkan untuk melihat, mendengar, dan bekerja bersama masyarakat. (ADV/ProkopimKutim/D)