SANGATTA – Kesuksesan produk air minum dalam kemasan (AMDK) Sangattaqua yang dikelola Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB) Kutai Timur (Kutim) kini menjadi pemicu semangat baru. Inovasi ini mendorong pemerintah daerah untuk menyalurkan potensi serupa ke desa-desa dengan sumber air melimpah, seperti Selangkau dan Kaliorang.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, menegaskan bahwa keberhasilan Sangattaqua bisa menjadi model pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan. “Kami tidak ingin berhenti di Sangattaqua. Desa-desa seperti Selangkau memiliki potensi besar untuk menciptakan produk air kemasan andalan mereka sendiri,” ujarnya.
Desa Selangkau, yang dijuluki “desa air”, menjadi fokus utama program ini. Potensi sumber air jernihnya dianggap modal penting untuk pengembangan produk AMDK berkualitas. Bupati Ardiansyah menekankan bahwa identitas desa tersebut harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mematangkan rencana, koordinasi intensif dilakukan antara Pemkab Kutim, Perumdam TTB, dan perangkat desa. Persiapan meliputi penyediaan peralatan produksi, mesin, dan standar keamanan yang sesuai agar produk yang dihasilkan berkualitas tinggi. “Tantangan terbesar adalah memastikan infrastruktur di desa siap dan memenuhi standar produksi,” katanya.
Selain Selangkau dan Kaliorang, potensi sumber air di Telaga Batu Arang juga sedang dikaji untuk memperkuat pasokan air bersih di Sangatta Utara dan Selatan. Dengan strategi ini, Pemkab Kutim berharap dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
Keberhasilan Sangattaqua menjadi bukti bahwa sinergi antara BUMD dan potensi desa dapat menciptakan nilai tambah. Produk air kemasan lokal diharapkan menjadi tonggak pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan di Kutim, menegaskan bahwa inovasi berbasis sumber daya lokal bisa menjadi pendorong kesejahteraan masyarakat hingga pelosok desa. (ADV/ProkopimKutim/D)