Ini Strategi Kutim Bangun Citra Ekonomi Berbasis Identitas Lokal

diadmin
315 Views
2 Min Read

SANGATTADi balik goresan canting para pembatik dan ukiran tangan para perajin, Kutai Timur (Kutim) tengah menenun citra ekonomi yang berakar pada jati diri lokalnya. Pemerintah daerah tak ingin sekadar memproduksi barang bernilai jual, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan pada warisan budaya yang hidup di setiap karya.

“Lewat pendekatan ini, para pengrajin tidak hanya diajak berproduksi, tetapi juga menjaga identitas budaya yang melekat pada setiap hasil tangan mereka,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur, Nora Ramadani. “Untuk program andalan, kami lebih kepada pendampingan di Dekranasda, seperti batik dan pembatik.”

Menurutnya, pendampingan terhadap Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) menjadi strategi utama pemerintah dalam membangun ekonomi kreatif yang berpijak pada kearifan lokal. Dengan langkah ini, Kutim menegaskan jati dirinya: ekonomi yang tumbuh dari tangan rakyatnya sendiri, dan budaya yang hidup di setiap hasil karyanya.

Perhatian Disperindag tidak berhenti pada batik. Nora menyebut ada banyak sektor lain yang turut dibina, mulai dari seni pahat hingga kerajinan berbasis bahan lokal. “Kemudian ada beberapa lagi sektor yang lain, misalkan kayak pematung dan segala macam,” ujarnya.

Lebih jauh, Nora menekankan, kebijakan Disperindag bersifat terbuka bagi semua pelaku usaha kreatif tanpa sekat sektor. “Kita tidak mengkotak-kotakkan. Semua yang bisa membawa nama daerah, yang punya ciri khas daerah, kita salut,” tegasnya.

Pendekatan inklusif ini menjadi kunci strategi Kutim membangun citra ekonomi yang kuat sekaligus berkarakter. Pemerintah daerah ingin agar setiap produk lokal bukan hanya layak jual, tetapi juga menjadi cermin dari keindahan dan keunikan daerahnya. (ADV)

 

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *