Pemkan Kutim Garap Investasi Komoditas Kakau Yang Berkelanjutan

diadmin
286 Views
2 Min Read

Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggarap investasi berkelanjutan komoditas kakao seiring potensi menjadi pusat pengembangan kakao di Kalimantan Timur.

‎”Kakao bukan sekadar komoditas. Itu adalah peluang investasi berkelanjutan,” kata Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman di Sangatta.

‎Potensi itu, lanjutnya, telah masuk dalam daftar investasi unggulan yang dipromosikan kepada calon-calon investor, baik dari dalam maupun luar negeri.

‎Pemerintah daerah memprioritaskan model industri berbasis padat karya untuk pengembangan komoditas sektor perkebunan itu.

‎”Fokus kami adalah mendorong industri pengolahan yang berbasis padat karya, bukan padat modal,” kata politikus PKS tersebut.

‎Tujuannya, sebaran manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh para petani dan masyarakat lokal.

‎Saat ini, produksi biji kakao dari sentra di sekitar Kecamatan Karangan, Kaubun, hingga Busang mencapai 1.400 ton per tahun.

‎Salah satu wilayah yang memiliki potensi besar adalah Desa Pengadan Baru di Kecamatan Kaubun. 

‎Kepala Desa Pengadan Baru, Rahman menyambut positif fokus pemerintah daerah tersebut. Dia memaparkan, Kelompok Tani Kakao Sejahtera di desanya mengelola lahan potensial seluas 560 hektare.

‎”Dari luas itu, sekitar 200 hektare telah melalui proses pembersihan lahan,” ujar Rahman. Sedangkan lahan yang sudah ditanami bibit kakao mencapai kurang lebih 170 hektare.

‎Dia menyebutkan kendala utama adalah keterbatasan bibit untuk menanami sisa lahan yang telah siap.

‎Tantangan lain yang dihadapi para petani adalah peralatan yang minim untuk mengolah biji kakao hasil panen.

‎”Terkait mengenai investor, sebenarnya peralatan itu yang kami tunggu-tunggu dan harapkan,” ungkapnya.

‎Menurut Rahman, kehadiran investor diyakini mampu mengatasi keterbatasan permodalan yang selama ini menjadi kendala utama.

‎Sebab, dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk menyokong pengolahan panen kakao masih terbatas.

‎”Harapan kami ke depan adalah adanya pendampingan, baik di lapangan, pengembangan SDM, maupun permodalan,” tuturnya.

‎Langkah itu bertujuan agar nilai tambah dari hasil olahan kakao dapat secara signifikan meningkatkan perekonomian masyarakat petani setempat. (ADV)

 

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *