
Sangatta – Dalam upaya memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mengembangkan program beasiswa sebagai bentuk nyata dukungan terhadap dunia pendidikan.
Anggota DPRD Kutim, Yulianus Palangiran, menegaskan, program ini merupakan pilar penting dalam mencetak generasi unggul yang siap berkontribusi bagi daerah.
“Beasiswa itu kan program pemerintah yang jelas sebetulnya mulai dari SD, SMP, SMA, dan tahun ini di Kutai Timur untuk jenjang perguruan tinggi itu berkelanjutan dan bervariasi,” ujarnya.
Politisi Partai Partai Nasdem ini menjelaskan, bentuk bantuan yang diberikan masih terfokus pada dukungan biaya pendidikan secara langsung tanpa disertai tunjangan tambahan. “Cuma sebatas itu beasiswa, tidak ada tunjangan lain-lain,” tegasnya.
Ia menambahkan, kejelasan ini penting agar masyarakat memahami bahwa program beasiswa difokuskan pada pembiayaan pendidikan pokok, bukan bantuan hidup atau fasilitas lain. Menurutnya, kebijakan tersebut tetap menjadi langkah strategis untuk memastikan akses pendidikan yang lebih luas dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Meski terbatas pada bantuan biaya pendidikan, dampaknya tetap besar karena membuka peluang bagi anak-anak Kutim untuk menempuh pendidikan tinggi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, program Beasiswa Kutai Timur secara resmi dimulai pada 2022, dikelola oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Setkab Kutim. Program ini lahir sebagai inisiatif daerah setelah Beasiswa Kaltim Tuntas dari pemerintah provinsi tidak lagi berjalan. Langkah tersebut menjadi wujud komitmen Pemkab Kutim dalam menjalankan otonomi pendidikan dan membangun SDM unggul yang menjadi fondasi pembangunan jangka panjang.
Hingga 2025, program beasiswa Kutim telah berkembang menjadi tiga skema utama, yaitu Beasiswa Tuntas, berupa bantuan penuh hingga masa studi berakhir bagi mahasiswa ber-IPK minimal 3,00. Skema lain adalah Beasiswa Stimulan, yaitu bantuan satu kali bagi mahasiswa dengan IPK minimal 2,75, termasuk kategori khusus seperti penghafal Al-Qur’an dan mahasiswa kurang mampu. Sedangkan Beasiswa Kerja Sama diperuntukkan bagi kolaborasi antara Pemkab dan institusi pendidikan tinggi.
Melalui skema tersebut, Pemkab Kutim berupaya memastikan setiap lapisan masyarakat memiliki kesempatan uuntuk melanjutkan pendidikan. (ADV)